Produksi Freeport Merosot, Penerimaan Bea Keluar RI Loyo
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat hingga 23 Juni 2019, penerimaan sebesar Rp80,5 triliun atau 38,57% dari target APBN. Penerimaan ini berasal dari bea masuk, keluar dan cukai.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi merinci, untuk bea masuk tercapai Rp16,5 triliun atau 42% dari target APBN dan bea keluar Rp1,6 triliun atau 35% dari target, serta cukai Rp62,5 triliun atau 37,75% dari target tahun ini.
Untuk bea keluar tahun ini, Heru sedikit pesimis dan meramal akan sulit untuk capai target 100% sebesar 4,42 triliun.
"Jadi soal bea keluar, target kita kan Rp 4,42 triliun sekarang baru Rp 1,57 triliun. Akhir tahun tidak akan tercapai," ujar Heru di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/6/2019).
Penerimaan Bea Masuk akan meleset dari target karena ada penurunan ekspor dari PT Freeport Indonesia dan juga PT Amman Mineral.
"Karena Freeport mengalihkan penambangan ke underground, butuh penyesuaian sehingga jumlah ekspor tidak bisa langsung menyamai sebelumnya. Amman juga sama meski penurunan ekspornya tidak sebesar impor," jelasnya.
Bahkan, penerimaan bea masuk dinilai hanya akan mencapai setengah dari target tahun ini.
"Itu kenapa penerimaan bea keluar sampai sekarang masih di bawah Rp 2 triliun. Perubahan bisnis ini sebelumnya memang belum ter-capture jadi memang ada missed sedikit. Kemungkinan separoh dari target lebih dikit di akhir tahun, artinya tidak akan 100%," tegasnya.
Bea Keluar yang tidak capai target ini diharapkan bisa ditutupi melalui kenaikan penerimaan cukai, terutama kebijakan cukai baru untuk plastik yang diharapkan bisa diterapkan di semester II tahun ini.
"Saya berharap cukai plastik bisa, meski tidak full, tapi di satu sisi awareness dan concern masyarakat kita jawab, di sisi lain ada dampak penerimaan.Cukai plastik bag dulu, tidak akan keluar dari itu," tutupnya.