Prospek Aneka Tambang (ANTM) terpoles harga emas dan nikel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis penjualan emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan kinerja yang apik sepanjang kuartal ketiga 2020. Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/10), sepanjang periode Juli-September 2020, ANTM menjual 6.967 kilogram (kg) emas atau setara 223.994 oz (unaudited).
Realisasi ini melesat 147% dibandingkan dengan penjualan emas pada triwulan kedua 2020 yang hanya 2.818 kg atau 90.600 ons.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai, ANTM memiliki keunggulan tersendiri karena memiliki dua komoditas yang saat ini sedang dalam fase uptrend, yaitu emas dan nikel.
Meskipun secara year-on-year volume penjualan emas ANTM menurun 36,5% (kuartal ketiga 2019 penjualan mencapai 10.971 kg), Dessy menilai performa tahun ini masih cukup baik mengingat adanya kekhawatiran pelemahan permintaan terhadap emas. Kenaikan penjualan emas ANTM sebesar 147,2% secara kuartalan dengan total penjualan selama sembilan bulan mencapai 14.882 kg telah mewakili 69% dari proyeksi tahunan yang dipasang oleh Samuel Sekuritas, yakni sebanyak 21.485 kg.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Tohir mengamanatkan emiten penghuni Indeks Kompas100 ini untuk mengelola Blok Wabu, tambang emas hasil penciutan wilayah PT Freeport Indonesia (PTFI). Sepemahaman awal Dessy, dalam penugasan ini, ANTM hanya akan menjadi pengelola. Sehingga, Dessy menilai hal ini tidak akan mengubah cadangan emas ANTM.
Baca Juga: Pekan ketiga Oktober 2020, batubara dan nikel masih jadi komoditas juara
Jika mengutip laporan keuangan ANTM pada semester pertama 2020, mayoritas beban pokok penjualan masih didominasi oleh biaya pembelian logam mulia, yakni senilai Rp 5,7 triliun atau 71,9% dari total beban pokok penjualan yang mencapai Rp 7,9 triliun.
“Namun, tentunya kami berharap selain fokus ke tambang nikel, ANTM juga dapat menambah cadangan emas sehingga bisa meningkatkan produksi emas sendiri,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, Rabu (21/10).
Sementara itu, ANTM juga ketiban berkah dengan adanya wacana pembentukan Holding Indonesia Battery yang merupakan hasil kerja sama dengan beberapa perusahaan milik negara, seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurut Dessy, wacana tersebut sangat memberikan sentimen positif bagi ANTM terlebih untuk menyalurkan produksi nickel ore yang ekspornya telah dilarang per 1 Januari 2020.
“Kami menilai positif berita ini dan berharap kepastian nilai proyek seperti feasibility study serta groundbreaking pada tahun depan sehingga dapat mendorong performa ANTM secara keseluruhan,” sambung dia.
Baca Juga: Sepanjang kuartal III-2020, Aneka Tambang (ANTM) jual 6.967 kg emas
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan merevisi naik asumsi harga emas global rata-rata untuk setahun penuh 2020 dan tahun depan menjadi masing-masing US$ 1.850 per ons troi dan US$ 1.800 per ons troi. Asumsi ini naik 8,8 % dan 2,9% dari perkiraan Mirae Asset sebelumnya.
Hal ini seiring pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih panjang dan juga kemungkinan tingkat suku bunga yang masih akan rendah dalam jangka panjang.
Mirae Asset juga merevisi naik target volume penjualan nickel ore ANTM untuk tahun ini, dari semula 2 juta wet metric ton (wmt) menjadi 2,5 juta wmt. Dus, setelah merevisi naik rata-rata harga emas global dan juga asumsi volume penjualan bijih nikel ANTM, Mirae Asset Sekuritas meningkatkan estimasi pendapatan setahun penuh ANTM untuk 2020 dan 2021 menjadi Rp 28,6 triliun dan Rp 32,2 triliun. Estimasi baru ini masing-masing naik 12,7% dan 12,1% dari perkiraan sebelumnya.
Alhasil, Mirae Asset juga merevisi estimasi laba bersih ANTM full year pada tahun ini dan tahun depan, menjadi Rp 249 miliar dan Rp 386 miliar (naik 19,8% dan 24,6% dari asumsi sebelumnya).
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini naik Rp 4.000 menjadi Rp 1.012.000 per gram, Rabu (21/10)
Andy juga menaikkan rekomendasi saham ANTM menjadi beli (buy) dengan target harga yang lebih tinggi pula. “Kami meningkatkan target harga ANTM dari Rp 655 menjadi Rp 960 setelah merevisi perkiraan pendapatan,” terang Andy, Kamis (15/10).
Adapun salah satu daya tarik emiten pelat merah ini adalah ANTM merupakan penambang logam tanah air yang paling terdiversifikasi dan memiliki cadangan nikel yang melimpah.
Sementara target harga terakhir dari Samuel Sekuritas Indonesia masih di level Rp 960. Sejak berita mengenai pembentukan holding baterai nikel mencuat, harga saham ANTM memang naik tinggi. Dus, Dessy masih menunggu rilis kinerja di kuartal ketiga 2020 untuk melakukan revisi target harga saham dan juga kinerja ANTM.
Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham ANTM naik 6,28% ke level Rp 1.100. Alhasil, sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham ANTM telah memberi return hingga 30,95%.