Proyek Hilirisasi Tambang Marak, Investasi di Luar Jawa Tumbuh 19,3 Persen
Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir realisasi investasi di luar Jawa tumbuh 19,3 persen sepanjang kuartal I/2020. Proyek hilirisasi tambang menjadi salah satu kontributor utama dalam realisasi penanaman modal di luar Jawa.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan tren peningkatan realisasi investasi di luar Jawa, terutama Indonesia bagian Timur didorong oleh proyek hilirisasi pertambangan mineral. Hilirisasi menjadi marak pascapelarangan ekspor bijih nikel.
Bahlil menambahkan, di tengah situasi pandemi Covid-19, pihaknya memastikan iklim investasi di luar Jawa tetap berjalan dengan adaptasi kebiasaan baru. Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Rabu (15/7/2020). Dalam kunjungan itu juga, Bahlil ingin melihat langsung pembangunan pabrik baterai lithium berjalan dengan baik di kawasan industri PT IMIP.
Bahlil juga melihat maket plan proyek laterit nikel dengan metode hidrometalurgi di PT Huayue Nickel Cobalt. Proyek ini merupakan proyek pengolahan dan pemurnian laterit nikel dengan metode hidrometalurgi pertama di indonesia dengan luas lahan 188 hektare.
"Karena izinnya sebentar lagi akan masuk ke BKPM, olehnya itu kita ingin pastikan proyek ini sebelum Gubernur Sulawesi Tengah memberikan rekomendasi atas proyek ini," kata Bahlil melalui siaran pers, Rabu (15/7/2020).
Di hadapan Bupati Morowali Drs. Taslim dan Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja, yang mendampingi dalam kunjungan itu, Bahlil menyampaikan bahwa daerah Morowali mempunyai daya saing investasi khususnya di industri dalam negeri. Apalagi yang menyangkut hilirisasi industri nikel.
"Makanya pemerintah daerah juga harus mendukung dan sama-sama menjaga investasi di sini. Apalagi ini merupakan magnet serapan tenaga kerja bagi daerah," tukas Bahlil.