MUNTOK, babelhits.com -- Ratusan warga Dusun Pait Jaya Desa Belo Laut Kecamatan Muntok nekat mengambil limbah di washray (tempat pencucian pasir timah--red) milik PT Timah Unit Metalurgi (Unmet) Muntok, Bangka Barat, Kamis (7/3/2019) pagi.
Pantauan wartawan, sekitar pukul 10.00 WIB di sekitar washray puluhan petugas keamanan dan aparat kepolisian berlaras panjang berusaha menghentikan aksi warga.
Warga nekat menjarah limbah pencucian pasir timah lantaran batas waktu kesepakatan hingga kemarin sore kemarin tidak jelas. Sehari sebelumnya, Rabu (6/3/2019) mereka sempat menggelar aksi demo agar diizin untuk mengelola limbah pencucian pasir timah di washray milik PT Timah Unmet Muntok. Namun pejabat yang berwenang ketika itu sedang tidak berada di tempat. Ketika itu petugas keamanan akan berusaha mempertemukan perwakilan warga dengan pejabat PT Timah Unmet Muntok pada sore hari. Akan tetapi hingga sore belum ada kejelasan.
"Karena perjanjiannya batasnya sampai sore (kemarin--red), jadi belum ada keputusan di sana kami beraktifitas lagi. Kitakan mau makan," ungkap Dendy, warga Dusun Pait Jaya, yang ikut mengambil limbah itu.
Pihak pengamananpun sempat memberikan peringatan dan pada akhirnya seorang yang mengaku pimpinan pasukan berpakaian Brimob mengumpulkan ratusan warga dan mengatakan dirinya untuk kali ini memberikan toleransi untuk terakhir kalinya. Warga diminta untuk mengembalikan limbah yang sudah diambil.
"Kalau ada yang ngambil lagi, saya tembak!!,” tegasnya
Ia mengatakan ini peringatan terakhir dan berharap warga tidak mengambil lagi, ini toleransi nyayang sudah dibicarakan sama pihak PT Timah Tbk jadi ambil jalan terbaiknya.
"Tapi mereka (warga--red) itu salahnya menjarah. Ini menjarah kalau sudah banyak gini menjarah terang-terangan, kalau mencuri dua atau tiga orang malam. Kalau siang ini sudah menjarah. Untung ini satpam gak diikat kalau satpam udah diikat bisa tambah ramai,” ungkap anggota Brimob tersebut.
Warga mengaku limbah pencucian pasir timah ini sumber mata pencaharian mereka. Sebagian dari mereka adalah nelayan namun tidak lagi melaut dengan alasan semenjak beroperasinya kapal isap produksi (KIP) hasil tangkapan mereka jauh berkurang.
Sementara itu Iskanto yang menjadi penanggung jawab warga Dusun Pait Jaya dan sekaligus kordinator aksi, mengakui dirinya akan diciduk kalau warga masih menjarah limbah pencucian pasir timah milik PT Timah Unmet Muntok. Dirinya akan mengusahakan agar warga tidak menjarah lagi sebelumnya ia berhasil menemui pejabat berwenang PT Timah hingga hari Senin.
"Saya usahakan tidak ngambil, sampai saya ketemu petinggi-petinggi PT Timah sampai hari Senin. Kita lihat saja itu janji dari pihak keamanan,” kata Iskanto.
Iskanto menegaskan akan mengurusi masalah ini sampai batas waktu hari Senin setelah itu ia lepas tangan dengan warga ini.
"Sampai hari Senin lah, mungkin selanjutnya saya tidak bisa jamin, lepas tangan,” imbuh Iskanto.
Sementara itu, Dendy dan warga mengatakan akan tetap mengambil limbah terus dan tidak merasa takut dengan pihak keamanan.
"Kita akan mengambil terus, karena kita berada di ring satu dampak limbah tersebut. Kita tidak takut, sambil menunggu keputusan,” tukas Dendy.(*)