KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa pengagkutan PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) berupaya untuk memanfaatkan peluang dalam bisnis pengangkutan nikel. Fiviey Wibowo, Head of Finance Rig Tenders Indonesia memaparkan, sekarang ini RIGS tengah memperluas pasar dalam bisnis pengangkutan bahan curah lainnya seperti nikel, pasir, dan kayu bulat.
Fiviey menjelaskan, Rig Tenders Indonesia melihat potensi kenaikan permintaan untuk pengangkutan nikel. Hal ini tak lepas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyatakan bahwa sepanjang 2019 Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia.
Selanjutnya, berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, Indonesia juga memiliki sumber daya bijih nikel sebesar 11.887 juta ton, dengan detail tereka 5.094 juta ton, terunjuk 5.094 juta ton, terukur 2.626 ton, hipotetik 228 juta ton. “Produksi nikel olahan Indonesia tetap tumbuh di tengah pandemi. Pabrik smelter nikel di Indonesia tumbuh tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya, Rabu (18/11).
Head of Operations RIGS, Degdo Suprayitno menambahkan, untuk saat ini tingkat utilisasi seluruh armada berada di 80%, termasuk keterisian untuk angkutan nikel maupun batubara. Pada tahun depan, ia memasang target kenaikan utilisasi hingga 95%.
Sebagai informasi, per Juni 2020 RIGS memiliki 36 tug boats atau kapal tunda, 7 self-discharging barges, 21 barges atau tongkang, dan 1 unit accommodation work barges. Degdo mengatakan, Rig Tenders ini berniat untuk melepas atau menjual satu kapal tongkang.
Guna menerapkan strategi efisiensi, Rig Tenders juga memutuskan untuk menutup dan menghentikan operasional tiga anak usaha dan satu perusahaan patungan. Ketiga anak usaha yang operasionalnya dihentikan adalah Rig Tenders Marine Pte Ltd (RM), CH Logistics Pte Ltd (CHL), dan CH Ship Management Pte Ltd (CHS). Penghentian aktivitas operasi tiga anak usaha tersebut sebagai langkah perusahaan ini untuk melakukan efisiensi biaya-biaya operasional.