a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Setengah Abad, Lebih dari Sekadar Menambang

Setengah Abad, Lebih dari Sekadar Menambang
JAKARTA - 50 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi sebuah perusahaan untuk tetap eksis, terutama bagi perusahaan yang berbasis sumber daya alam yang disebut-sebut rawan konflik. Namun, PT Vale Indonesia Tbk yang dahulu bernama PT International Nickel Indonesia Tbk mampu menunjukkan eksistensinya hingga saat ini. Pengelolaan pertambangan berkelanjutan (sustainable mining) menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan ini.

International Council on Mining and Metals (2003) telah menyusun sepuluh prinsip pengelolaan pertambangan berkelanjutan (sustainable mining management), antara lain mengimplementasikan dan memelihara praktek bisnis yang beretika dan tata kelola perusahaan yang baik, mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam proses pengambilan keputusan perusahaan, menegakkan hak asasi manusia dan menghormati budaya, adat istiadat dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pekerja dan pihak lainnya yang yang bersinggungan dengan aktifitas tambang yang dilakukan, berkontribusi terhadap konservasi biodiversitas dan pendekatan kegiatan yang terpadu dengan pendekatan perencanaan tata ruang, berkontribusi terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan kelembagaan masyarakat di lokasi operasi, dan mengimplementasikan keterlibatan secara efektif dan transparan, pengaturan dan pelaporan independen dengan para pemangku kepentingan.


Komitmen Vale dalam menerapkan prinsip keberlanjutan setidaknya pernah mendapat pengakuan secara internasional. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya penghargaan dalam dua tahun berturut-turut yakni tercatat dalam 100 besar perusahaan yang paling berkelanjutan di Asia. Daftar tersebut dirilis oleh Channel NewsAsia, stasiun TV terkemuka yang berbasis di Singapura pada 2015 dan 2014. Jika pada 2014 Vale ada di posisi 34, pada 2015 meningkat menjadi 25.



Pada 2018, Vale meraih penghargaan dalam Indonesia Sustainability Reporting Award (SRA) 2017 sebagai Best Sustainability Report 2016 Category Mining & Metal atau Laporan Keberlanjutan Terbaik 2016 Kategori Industri Tambang dan Logam. Laporan PT Vale yang mendapat apresiasi tersebut adalah Laporan Keberlanjutan periode 2016 berjudul Emerge Stronger, Sustainably yang menyajikan informasi mengenai upaya-upaya PT Vale dalam menjalankan operasi berkelanjutan melalui kegiatan produksi yang efektif dan efisien, pengelolaan lingkungan yang benar, pengelolaan sumber daya manusia dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.


Menurut Wakil Presiden Direktur PT Vale Bernardus Irmanto usai menerima penghargaan dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas upaya PT Vale mengimplementasikan visi keberlanjutan melalui kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang unggul.


“Penghargaan ini tentunya semakin memotivasi PT Vale dalam mewujudkan cita-cita bisnis berdasarkan prinsip keberlanjutan, dan terus berupaya untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan berlandaskan penghormatan terhadap manusia dan alam,” ujar Bernardus.


PT Vale didirikan pada 25 Juli 1968, dimana pada tahun tersebut perusahaan dan Pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel. Sejak saat itu PT Vale memulai pembangunan smelter Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.


Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025. Pada Oktober 2014, PT Vale dan Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan setelah renegosiasi KK dan berubahnya beberapa ketentuan di dalamnya termasuk pelepasan areal KK menjadi seluas hampir 118.435 hektare.


Produk yang dihasilkan PT Vale adalah nikel dalam matte dengan komposisi 78% nikel, 21% sulfur dan 1%-kobal dan menjual produknya tersebut kepada Vale Canada Limited maupun Sumitomo Metal Mining Co, Ltd dalam kontrak khusus jangka panjang. PT Vale mampu memproduksi rata-rata volume tahunan mencapai 78.000 metrik ton. Volume tersebut juga berkontribusi sebesar 5% terhadap suplai nikel dunia.


PT Vale bagian dari Vale, perusahaan multitambang dunia asal Brasil. Kepemilikan saham PT Vale terdiri dari Vale Canada Limited (58,73%), Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (20,09%), Publik (20,49%), Vale Japan Limited (0,55%) dan Sumitomo Corporation (0,14%).

Dengan memiliki luas konsesi mencapai 118.017 hektare di Sulawesi Selatan (Blok Sorowako), Sulawesi Tengah (Blok Bahodopi) dan Sulawesi Tenggara (Blok Pomalaa). PT Vale memiliki tenaga kerja sebanyak 3.165 karyawan dengan komposisi sebanyak 2.759 karyawan di antaranya berasal dari warga lokal Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.


Di luar aspek bisnisnya, PT Vale juga merealisasikan program sosialnya di tiga wilayah konsensinya, antara lain Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). PT Vale juga merealisasikan program sosialnya dalam bentuk kemitraan strategis, seperti Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB). Tercatat hingga tahun 2018, PT Vale memiliki 18 kelompok usaha binaan.


Sebagai perusahaan, PT Vale memiliki rencana jangka panjang. Ke depan, perusahaan ini bakal meng-upgrade pabrik di Sorowako untuk penuhi target produksi 2022 yang mencapai 90.000 ton. Upaya tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan nikel, sekaligus menjaga laba emiten agar tumbuh berkelanjutan. Saat ini pabrik mampu memproduksi 77.000-80.000 ton nikel per tahun. Diharapkan, pada 2022 produksi bisa meningkat mendekati 90.000 ton per tahun.

Adapun khusus 2018, Vale berencana memproduksi sekitar 77.000 ton nikel dalam matte, secara simultan juga tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya. Ini juga bertujuan untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang tanpa mengompromikan nilai utama Perseroan yakni keselamatan pekerja.


Adapun peningkatan efisiensi, menjadi bagian dari konsep pembangunan berkelanjutan yang diusung perseroan yang kemudian di kolaborasikan dengan komitmen pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar daerah operasional. Khusus untuk pelestarian lingkungan, sejauh ini perseroan mencatat telah mereklamasi lahan bekas tambang seluas 3.947 hektare dari total lahan yang telah dieksplorasi yakni 5.643 hektare.
Menurut pengamat pertambangan Budi Santoso, kegiatan operasi PT Vale selama ini berjalan relatif lancar.”Vale menurut saya kinerjanya baik. Dan beruntung dia idak mengalami isu seperti perusahaan tambang besar lain,” katanya.

“Diharapkan, perusahaan ini bisa terus mengembangkan usahanya di Indonesia dengan lebih baik dan ikut berpartisipasi dalam penemua cadangan baru, bahkan tidak hanya nikel saja,” kata Budi. (euis rita hartati)