a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Siasat Antam agar rapor terus biru

Siasat Antam agar rapor terus biru
Setelah dua tahun belakangan merugi, PT Aneka Tambang Tbk alias Antam mulai mampu mencatatkan kinerja positif pada kuartal I tahun 2016.

Merunut laporan keuangan Antam, pada kuartal I-2014 mereka mencatatkan rugi periode berjalan hingga Rp 272,61 miliar. Lalu pada kuartal I-2015, perusahaan itu merugi Rp 240,21 miliar.
Padahal tiga tahun yang lalu atau pada kuartal I-2013, Antam untung. Perusahaan berkode ANTM di Bursa Efek Indonesia tersebut mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 407,66 miliar.

Nah, sejak mencetak rapor biru pada triwulan pertama tiga tahun lalu, pada kuartal I-2016 kemarin rapor Antam kembali biru. Meskipun, tak sebesar kuartal I-2013, yakni sebesar Rp 5,29 miliar.

Manajemen Antam mengatakan, untung triwulan pertama 2016 adalah buah strategi yang telah mereka lakukan. Perusahaan pelat merah itu melakukan penghematan dari berbagai lini. Sebut saja strategi meningkatkan efisiensi dalam pengunaan bahan bakar minyak (BBM) dan mengoptimalkan kegiatan operasional di unit bisnis.

Ada pula strategi negoisasi ulang kontrak dengan pihak ketiga. "Ini semua membuat Antam menghemat Rp 4,02 miliar," terang Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Trenggono Sutiyoso kepada KONTAN, Selasa (10/5).

Supaya rapor biru tadi bisa berlanjut, Antam pun menggeber strategi pemakaian bahan bakar dengan skema vendor held stock (VHS). Dalam hal ini, Antam mengatur permintaan atau stok dengan pemasok. Mereka juga akan mengurangi biaya bahan pembantu serta memanfaatkan material sisa proses industri pada operasi pemurnian logam.

Berbekal strategi itu, Antam berharap masih bisa mengantongi pertumbuhan kinerja di tengah harga jual feronikel yang sedang menurun. Informasi saja, feronikel yang merupakan komoditas olahan dari nikel adalah kontributor terbesar kedua Antam.

Mengintip Bloomberg, harga kontrak nikel di pasar London Metal Exchange (LME) untuk pengiriman 18 Mei 2016 pada Selasa (10/5) yakni US$ 8.567,75 per metrik ton (MT). Harga itu menyusut 3,09% selama periode year to date alias sejak akhir tahun lalu, yang sebesar US$ 8.840 per MT.

Berkah dari Jokowi

Catatan lain dalam rapor kuartal I-2016, pendapatan Antam turun sebanyak 31,01% menjadi Rp 1,98 triliun. Mereka bilang karena sebagian pencatatan volume penjualan feronikel yang terjadi pada kuartal I-2016, tercatat pada April 2016. "Selain itu terdapat pula penurunan volume penjualan ekspor emas," ujar Trenggono.

Namun begitu, Antam tetap optimistis bisa menjual 10 juta ton emas tahun ini. Sementara target produksi emas sebanyak 2.450 ton. Sepanjang 2015, produksi emas mereka 2.347 ton.

Sebelumnya, Antam meneken kerjasama dengan perusahaan dari Jerman yakni Cronimet Holding GmbH (Cronimet) dan Ferrostaal Industrial Projects GmbH (Ferrostaal), untuk mengembangkan fasilitas produksi feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Kerjasama tersebut berlangsung pada acara Forum Bisnis Indonesia-Jerman yang dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada April 2016.

Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Tedy Badrujaman dalam keterbukaan informasi BEI bilang, fasilitas pengolahan feronikel itu akan mampu mengolah 1,85 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel per tahun menjadi 19.500 MT nikel feronikel. Nilai investasi awal US$ 800 juta. Antam mengempit 25% saham. Lalu 75% sisanya milik dua mitra bisnis.

Sumber : kontan.co.id