Budi Sadikin menjelaskan, holding BUMN tambang telah menjalankan sinergi untuk mendukung hilirisasi. Dalam pengembangan sumber energi batu bara misalnya, PT Inalum bersama PT Bukit Asam membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan kapasitas 2x300 Megawatt (MW).
Kemudian, Inalum membangun PLTU Mempawah di Kalimantan Barat bersama PT Bukit Asam dan PT Antam dengan kapasitas 75 MW.
“Sementara PT Bukit Asam bersinergi dengan Antam untuk membangun PLTU/PLTG Halmahera Timur (Haltim) dengan kapasitas 80 MW,” ujar dia.
Sinergi juga dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah mineral, di antaranya proyek refinery alumina yang dikerjakan Inalum dan Antam berlokasi di Mempawah, Kalbar, dengan kapasitas 2 juta ton/tahun (tpa), proyek smelter tembaga yang dikerjakan Inalum dan Freeport di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kapasitas 2 juta ton/ tahun, dan proyek smelter logam mulia yang dikerjakan Inalum, Antam, dan Freeport di Papua dengan kapasitas 6.000 ton/tahun.
Selain itu, ada juga proyek smelter feni di Halmahera Timur yang dikerjakan Antam dengan kapasitas 13.500 ton/tahun, proyek aluminium wire rod plant yang dikerjakan Inalum di Kuala Tanjung berkapasitas 50.000 ton/tahun, serta proyek advance tin smelter dikerjakan oleh PT Timah di Muntok, Kabupaten Bangka Barat berkapasitas 45.000 ton/tahun.