Smelter Alumina Milik Inalum di Mempawah Ditarget Beroperasi 2021
PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum bekerja sama dengan PT Antam dan Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco) akan membangun pabrik pemurnian atau smelter bahan baku alumunium (alumina) di Mempawah, Kalimantan Barat. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 2 juta ton pertahun.
“Total kapasitas produksi 2 juta metrik ton alumina,” kata Direktur Utama Inalum, Budi G Sadikin dalam konferensi pers di Hotel Equator, Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (28/10).
Menurut Budi, tujuan dari pembangunan pabrik tersebut adalah untuk menekan jumlah impor alumina ke Indonesia. Pasalnya, selama ini Indonesia mengekspor bauksit ke Cina, India, dan Australia. Lalu, oleh ketiga negara tersebut bauksit asal Indonesia diproses menjadi alumina yang kemudian diimpor kembali oleh Indonesia sebagai bahan dasar alumunium. “Jadi kita ekspor bauksit ke Cina, India, dan Australia untuk diproduksi jadi alumina. Ternyata dibeli lagi alumina sama Inalum, jadi kenapa impor tinggi, CAD (current account deficit) negatif dan kurs melemah karena Inalum impor alumina,” jelasnya. Budi menyebut, pembangunan tahap 1 pabrik alumina tersebut membutuhkan biaya sebesar USD 850 juta. Pabrik ini diperkirakan dapat beroperasi pada tahun 2021. “Investasi untuk membangun pabrik tahap 1 tersebut diperkirakan sekitar USD 850 juta dan di targetkan mulai produksi pada 2021,” kata Budi.