a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Smelter Alumina Mulai Produksi 2020

Smelter Alumina Mulai Produksi 2020
PT Inalum (Persero) dan China Aluminium Company (Chinalco) menargetkan proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat, bisa berproduksi pada 2020. Pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton.

Rencana tersebut diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam pertemuan dengan Chairman Aluminum Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, Tiongkok, Rabu (4/4).

Ke depan, Inalum, Antam dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk mendukung terealisasinya proyek ini.

Rini berharap pembangunan proyek smelter tersebut akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"Diharapkan potensi kerjasama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," ujar Rini, dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis (5/4).

Tidak hanya ikut membangun proyek smelter, lanjut Rini, Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut. Chinalco tercatat memproduksi 60% aluminium dunia atau produsen ketiga terbesar di dunia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis yang akan digarap holding BUMN tambang sebagai percepatan hilirisasi tambang. "Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi.

Saat ini cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar. Meski begitu, Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit di ekspor ke luar negeri, yaitu Jepang dan Tiongkok.

Adapun alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Tiongkok, dan India.

Rini berharap pembangunan proyek smelter grade alumina (SGA) bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. (A-2)