a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Smelter Pengolah Ore Nikel Temuan Dosen ITS Mulai Digandeng Industri


Smelter Pengolah Ore Nikel Temuan Dosen ITS Mulai Digandeng Industri<br><br><br>
SURYA.co.id | SURABAYA - Ore Nikel menjadi bahan tambang yang banyak dihasilkan di pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku-Maluku Utara.

Sayangnya, selama ini Smelter sebagai fasilitas pengolahan hasil tambang hanya mampu mengolah ore nikel kadar tinggi.

Padahal secara kuantitas, jumlah ore nikel kadar rendah bisa sampai 70 sampai 80 persen dari deposit nikel keseluruhan.


Sementara ini, ore nikel kadar rendah hanya digunakan sebagai bahan baku pengurukan dan kalaupun ada yang mau beli dengan harga yang rendah untuk dijual ke luar negeri.

Sangat disayangkan potensi yang luar biasa ini disia-siakan.

Dosen ITS, Sungging Pintowantoro mengungkapkan ia mengembangkan smelter mini blast furnace (MBF) ITS sebagai alat yang digunakan untuk melebur bijih nikel dengan batu bara dan batu kapur.

“Saya dibantu mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Teknik Material dan Metalurgi dapat mengolah sebanyak 10 ton bahan baku yang akan dijadikan logam panas dengan kandungan nikel sebanyak 70-80 persen,” urainya pada SURYA.co.id, Selasa (27/11/2018).

Sungging mengatakan, mesin pengolahan bijih nikel berbahan bakar batu bara merupakan yang pertama kalinya di Indonesia.

"Kalau menggunakan batu bara baru pertama kali ini, yang lain itu kalau di lapangan biasanya menggunakan kokas. Menggunakan batu bara yang besar besar itu ada teknologinya berbeda seperti yang di mantam pale,” ujar Kepala Laboratorium Pengolahan Bahan, FTI ITS ini.


Sugeng Hariadi dari PT Karya Murni Sejati 27 (KMS27) mengatakan ketika mendapat penawaran untuk mewujudkan smelter ini untuk pilot plan, ia sangat antusias apalagi menteri ESDM dulu dan sekarang sangat mengapresiasi karya ini.



“Kami yakin bahwa project ini akan membawa banyak perubahan positif bagi industry tambang nikel pada khususnya dan negara Indonesia pada umumnya,”urainya.

Tak sendiri, KMS 27 akan mengolah ore nikel.ini bersama PT James & Armando Pundimas dan menghasilkan ferro nikel yang bernilai beberapa kali lipat.

“Akan banyak multiflier effect yang sangat positif yang akan terjadi. Pajak yang didapat pemerintah akan naik, tenaga kerja yang terserap akan lebih banyak, dan pada akhirnya perekonomian di sekitar tambang akan juga terdongkrak,”ungkapnya.

Ia pun berharap agar smelter ini dapat segera diwujudkan dalam skala industry, dan segera diimplementasikan dalam industry tambang nikel.

Selain itu, ia meminta agar pemerintah segera mengakomodasi project ini dengan memberikan perlindungan dan kemudahan regulasi, supaya tidak ada kendala birokrasi yang menghalangi.

“Apalagi peralatan dan material yang dipakai pada project ini adalah murni 100 persen buatan Indonesia. Termasuk material pencampur, bahan bakar, dan formula-formula yang dipakai adalah didapatkan di Indonesia,” pungkasnya.