SUNGAILIAT – Pabrik peleburan pasir timah (smelter) milik PT Refined Bangka Tin (RBT) di kawasan industri Kelurahan Jelitik, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (15/8/2017) malam meledak.
Akibat kejadian itu, seorang pegawai menjadi korban. Pegawai pabrik bernama Kusmono (40) yang tinggal di dalam mess RBT Jelitik itu, mengalami luka bakar di bagian leher, tangan kanan dan dadanya. Korban sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Kota Sungailiat, kemudian menjalani rawat jalan.
Kapolres Bangka AKBP Johannes Bangun melalui Kabag Ops Polres Bangka, Kompol S. Sophian saat dikonfirmasi Rabu siang (16/8/2017), membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, ledakan terjadi pada bagian mesin penyulingan dekat tanur smelter RBT.
Polisi sudah melakukan Olah TKP di pabrik itu setelah kejadian, untuk memastikan penyebab kecelakaan.
“Kejadian itu terjadi Selasa (15/8/2017) malam sekitar pukul 22.00 Wib, telah terjadi laka kerja di pabrik RBT di Jalan Jelitik, Kelurahan Jelitik Sungailiat yang mengakibatkan satu orang mengalami luka bakar,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pihak kepolisian menyebutkan, kejadian ledakan bermula saat malam itu, aktivitas pabrik masih berjalan memproduksi timah ingot untuk ekspor. Kasmuno bersama beberapa rekannya mendapat jatah bekerja di bagian tanur dan pencetakan balok timah.
Dan ketika timah sudah selesai dilebur menjadi cairan, para pekerja mulai memasuki proses pencetakan cairan timah menjadi balok. Sebelum dicetak, ada proses penyulingan cairan timah yang menggunakan mesin pencetak balok timah. Tiba tiba saja terjadi kebuntuan di mesin penyaringan.
Mendapati itu, korban yang sedang bekerja seperti biasa berupaya melakukan perbaikan terhadap mesin penyaringan tersebut. Tapi tanpa diduga malah terjadi ledakan di bagian mesin penyulingan.
“Atas letupan di bagian mesin penyulingan itu menyebabkan percikan air panas yang mengenai korban sehingga menyebabkan luka percikan air panas di bagian leher, dada dan tangan sebelah kanan,” jelas Sophian.
Disinggung ada atau tidaknya pelanggaran kecelakaan kerja (K3) terhadap pegawai diperusahaan eksportir timah swasta terbesar di Bangka Belitung itu terkait kejadian ini, Kabag Ops mengaku akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Satuan Reskrim Polres Bangka untuk menyelidikinya.
“Terkait soal K3, kita koordinasikan dulu dengan Kasat Reskrim biar pihak Reskrim yang melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” tukas Sophian. Sementara itu, Werdi, salah seorang karyawan yang mengurusi managemen di RBT membantah ada ledakan di smelter mereka. Saat dimintai komentarnya, ia hanya mengaku cuma terjadi percikan saja dan tidak menimbulkan korban jiwa.
“Enggak ada apa apa, cuma percikan biasa aja. Enggak ada itu (ledakan-red), oke… pokoknya enggak ada apa apa,” ucapnya berusaha menyembunyikan kejadian.