a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Smelter Timah di Bangka Belitung Tak Lagi Mengepul, Apa Penyebabnya?




' />
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Asap putih yang dulu kerap terlihat dari cerobong-cerobong besar di kawasan Ketapang, Pangkalpinang, kini menjadi pemandangan yang jarang. Tak ada lagi gerombolan pria berhelm yang biasanya keluar dari komplek bangunan yang ditutup gerbang besi.

Begitulah kondisi sejumlah smelter atau industri peleburan timah yang didatangi Bangka Pos pada pekan lalu. Di antara smelter itu, ada yang hanya menyisakan tenaga pengamanan atau Satpam. Bahkan tak ada lagi plang nama di dekat satu gerbang besi yang disebut-sebut sebuah smelter swasta di kawasan Ketapang.

PT Bukit Timah adalah satu di antara Smelter swasta yang kini tak lagi beroperasi di kawasan Ketapang, Pangkalpinang. Amru (57), seorang Satpam di perusahaan itu menyebut smelter sudah tak lagi beroperasi sejak 2016 lalu.

"Saya kurang tahu penyebabnya. Jika tidak salah, timah sekarang sulit untuk ekspornya," ujar Amru.

Dia menjelaskan, dulu ada ratusan pekerja mencari nafkah dan mengandalkan mengepulnya cerobong asap smelter.

Namun sejak 2016, yang tersisa hanya 15 karyawan yang semuanya adalah tenaga keamanan dan kelistrikan.

"Kini tinggal 15 orang, 12 satpam dan lainnya bagian listrik. Saya enggak tahu nasib kawan-kawan yang dirumahkan," kata Amru.

Serupa dengan PT Dua Sekawan, smelter swasta yang juga di kawasan sama. Rudi Syahwani, Direktur PT Dua Sekawan mengaku terpaksa merumahkan ratusan karyawan karena harus berhenti beroperasi. Saat ini perusahaan itu hanya menyisakan dua Satpam yang bertugas menjaga aset.

"Saya berusaha untuk menahan saat itu. Satu bulan saya tahan mereka untuk tetap bekerja.Tapi akhirnya saya menyerah,” kata Rudi, Selasa pekan lalu.

Pada tahun 2016, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap ada 33 unit fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) timah di Bangka Belitung. Dari data yang diperoleh Bangka Pos dari sumber yang dipercaya, dari saat ini hanya 6 smelter yang aktif, itu termasuk smelter milik PT Timah Tbk.

Turunnya jumlah member ini diakui juga oleh Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI). Ketua Harian AETI, Eka Mulya Putra mengatakan saat ini jumlah member AETI berkurang dari 24 member menjadi sembilan member saja.

“Sudah cukup banyak yang tidak aktif. Untuk yang di Bangka Belitung cukup banyak. Sekarang ini cuma 9 member yang aktif, itu termasuk yang di luar Bangka Belitung,” katanya.



Competent Person Indonesia (CPI) disebut menjadi kendala smelter swasta untuk beroperasi.

Persyaratan CPI tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1806 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya serta pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.

“Sebenarnya tidak sulit kalau perusahaan bisa memenuhinya," kata Ayi, seorang mantan pengelola smelter timah di Bangka saat dikonfirmasi Bangka Pos, Senin (24/4).

Namun karena hal itulah perusahaan tempat ia bekerja tak bisa beroperasi. Ayi sendiri sudah sejak 2018 sudah tak aktif lagi bekerja di pabrik peleburan timah. Ia menyebut hingga ia keluar, persoalan CPI itu belum terselesaikan.

Pengakuan yang sama disampaikan Rudi Syahwani, Direktur PT Dua Sekawan.

"Kami terpaksa atas kondisi ini. Berdasarkan peraturan menteri, perusahaan harus memiliki CPI, Jadi kami yang belum memiliki terpaksa berhenti," kata Rudi.



Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Smelter Timah di Bangka Belitung Tak Lagi Mengepul, Apa Penyebabnya?, https://bangka.tribunnews.com/2020/02/26/smelter-timah-tak-lagi-mengepul?page=1.

Editor: teddymalaka