a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Smelter dan e-Commerce akan Jadi Investasi Terbesar di RI

Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong yakin arus investasi modal asing akan menjadi pendorong ekonomi dalam 5 tahun mendatang. Menurutnya ada dua sektor yang akan menjadi wadah investasi terbesar di Indonesia.

Pertama, kata Thomas ada pabrik pemurnian atau smelter. Pemerintah memang sejak dulu mendorong hilirisasi di Indonesia dengan memaksa perusahaan-perusahaan asing membangun smelter di Indonesia.

"Sektor smelter, miliaran dolar dan sebentar lagi puluhan miliar dolar yang masuk ke situ dan mengangkat Indonesia menjadi top tiga di dunia produsen dan eksportir stainless steel baja," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Menurutnya upaya pemerintah untuk mendorong hal itu sudah dilakukan sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu pemerintah sudah melarang adanya ekspor mineral mentah.

"Harus saya akui banyak keberhasilannya, cukup berhasil dengan memaksakan investasi di sektor smelter," tambahnya.

Kedua, digital ekonomi. Menurut Thomas setelah komoditas Indonesia kembali mendapatkan booming di sektor ekonomi digital termasuk start up dan e-commerce di dalamnya.

"Ini sangat mendadak, terus terang empat tahun yang lalu inflow ke sektor ini boleh dibilang hampir nol," tambahnya.

Baca juga: Kepala BKPM: Go-Jek CS Setara Start Up Gabungan Uni Eropa

Thomas memprediksi arus masuk modal ke sektor ekonomi digital di Indonesia mencapai US$ 2 miliar- US$ 3 miliar per tahun. Cukup besar untuk memberikan sumbangan total arus masuk modal asing ke Indonesia.

"Itu setara Rp 30-40 triliun per tahun. Sekarang sudah mencakup 15-20% dari total foreign direct investment kita setiap tahun," tuturnya.

Maklum saja, sekarang jumlah perusahaan start up sangat banyak di Indonesia. Mulai dari seri A, B, C, hingga level unicorn ada di Indonesia.

Saat ini sudah ada 4 startup yang masuk dalam kriteria unicorn yang tentunya valuasi perusahaannya di atas US$ 1 miliar. Di antaranya Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka.

Menurut Thomas, angka unicorn milik anak Indonesia setara dengan jumlah unicorn di Uni Eropa. Sehingga dia yakin industri ekonomi digital Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain bahkan negara Eropa.