Soal Investasi, Bahlil: Jangan Semua Hanya Dinikmati Jakarta!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pembagian 'kue' pembangunan masih belum merata. Ia melakukan otokritik dan mengakui banyak investasi di daerah belum berdampak signifikan bagi pengusaha lokal dan masih dinikmati pengusaha dari Jakarta. Bahlil tak ini hal serupa berlanjut di mega investasi Konsorsium LG Korea & Konsorsium BUMN. Untuk itu, dia ingin memprioritaskan peran pengusaha lokal dalam proyek ini
Bahlil memberikan contoh ketimpangan distribusi hasil investasi PT Freeport Indonesia. Ia mengaku orang-orang yang mendapatkan bagian lebih besar berasal dari Jakarta, bukan dari daerah atau orang Papua saat investasi Freeport masuk.
"Saya sebagai anak Papua punya pengalaman panjang, ketika Freeport dibangun, dari ujung kuku sampai gunting rambut, pengusahanya di Jakarta, bukan di Papua, sedikit orang Papua yang ambil kesempatan itu," kata Bahlil dalam program Closing Bell Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (8/1).
Enggan hal serupa terulang, ia bakal melakukan pengetatan ketika adanya proses investasi pembangunan proyek baterai dalam Konsorsium LG Korea & Konsorsium BUMN senilai investasi sebesar Rp 142 triliun. Bahlil tidak ingin agar 'kue' tersebut kembali diambil oleh pengusaha di Jakarta, melainkan harus banyak diperoleh pengusaha lokal.
"Di setiap tahapan dalam MoU kami sudah sepakati bahwa kan ada 4 lokasinya, (salah satunya) di Halmahera Timur, pembangunan smelter dan tambang di sana. Ketika proses pembangunan smelter, sudah wajib libatkan pengusaha-pengusaha nasional di daerah yang memenuhi syarat dalam konstruksinya. Dalam supply chain, logistik, makan udah bisa ikut. Jangan lagi semua diurus pengusaha di Jakarta. Harusnya orang Maluku Utara yang harus bagus," kata Bahlil.
Selain di Halmahera, investasi LG juga bakal menyasar ke Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Perusahaan asal Korea Selatan itu bakal mendapat lahan gratis selama 5 tahun. Direktur Operasional Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Ahmad Fauzie Nur mengatakan pihaknya sudah bersiap dalam menyambut proyek tersebut, termasuk dalam kesediaan infrastruktur.
"Persiapan di lapangan hampir selesai dan di Januari standar elevasi kawasan Industri bisa selesai, dan kemudian pembangunan, nantinya KIT Batang terkoneksi langsung dengan jalan tol, terutama ruas jalan tol Semarang-Batang. ini sangat strategis dimana KIT batang akan dibelah tol existing," katanya.