PROKAL.CO, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, sudah ada 24 unit fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter yang beroperasi sampai akhir 2017 lalu. Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya untuk nikel.
Selain nikel, komoditas tambang lain yang telah memiliki fasilitas serupa adalah besi sebanyak empat unit, bauksit dua unit, mangan dua unit, dan untuk tembaga tembaga satu unit. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang ini akan terus bertambah.
Dia juga menjelaskan, beberapa smelter saat ini sedang tahap pembangunan. Perkembangan pembangunan ini terbagi menjadi dua kelompok. Yakni dengan progres 50 hingga 100 persen, serta smelter dengan progres 0-50 persen.
Data yang diungkapkan Bambang juga menunjukkan, smelter nikel tetap akan menjadi yang paling banyak di Indonesia. Tercatat, sudah ada tiga perusahaan yang sedang membangun smelter nikel, dengan progres pengerjaan antara 50–100 persen, ditambah 12 perusahaan yang kini membangun smleter nikel dengan progres 0–50 persen.
“Dengan demikian, setidaknya akan ada tambahan 15 smelter nikel yang akan beroperasi. Yang paling banyak adalah nikel. Yang dibangun itu kurang lebih 30 smelter,” jelas Bambang dalam keterangan pers yang disampaikan di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (11/1).
Selain nikel, lanjut Bambang, bauksit juga akan mendapatkan tambahan smelter. Saat ini, ada empat perusahaan yang sedang membangun fasilitas tersebut, dengan progres pembangunan sebanyak 0–50 persen.
Tidak hanya itu, smelter timbal dan zink juga sedang dibangun oleh tiga perusahaan. Rinciannya, dua perusahaan membangun dengan progres 0–50 persen, dan satu lainnya dengan progres 50 hingga 100 persen.
Selanjutnya, fasilitas pengolahan dan pemurnian besi juga sedang dibangun oleh dua perusahaan, masing-masing dengan progres 50–0 persen dan 0–50 persen. Di samping itu, akan ada dua tambahan smelter tembaga yang saat ini sedang dibangun dengan progres 0–50 persen.
“Jadi kalau kita lihat total, di Indonesia kurang lebih sekitar 50 perusahaan yang sudah membangun smelter. Dari enam komoditas, yang paling banyak adalah nikel,” tutup Bambang.