Tahun Ini, Vale Indonesia Targetkan Produksi Nikel 77.800 Ton
Jakarta: PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi nikel untuk tahun ini bisa mencapai 77.800 ton. Target produksi perusahaan tambang ini hanya naik tipis sekitar satu persen dibandingkan realisasi produksi pada tahun lalu sebesar 76.808 ton.
Namun demikian, INCO tak bisa membeberkan target laba untuk tahun ini. Sedangkan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) ditargetkan sebesar USD95 juta yang akan digunakan untuk ekspansi usaha.
"Anggaran tahun ini USD95 juta. Pendanaan, kami tidak masalah," kata Direktur Keuangan INCO Febriany Eddy usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Soehana Hall, SCBD, Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Dirinya menambahkan, capex akan berasal dari kas perusahaan yang pada akhir 2017 lalu mencapai USD221,69 juta. Sebesar USD18 juta dari capex akan digunakan untuk perbaikan mesin produksi secara berkala, dan sisanya akan digunakan untuk pengembangan bisnis.
Pada 2017, INCO mencatatkan rugi rugi sebesar USD15,27 juta turun dari raihan laba USD1,91 juta di tahun sebelumnya. Pasalnya harga nikel pada tahun lalu sempat tertekan, ditambah lagi beban biaya yang meningkat akibat kenaikan harga minyak dunia dan batu bara.
Presiden Direktur INCO Nico Kanter menjelaskan, biaya bahan bakar dan batubara meningkat masing-masing sebesar 36 persen dan 39 persen, dalam basis biaya per unit. Kedua barang konsumsi ini merupakan item biaya terbesar perseroan.
"Kombinasi dari harga nikel yang secara relatif masih tertekan, dan naiknya harga barang konsumsi, telah memberikan suatu tantangan yang unik bagi Perseroan di 2017. Pengalaman ini menggarisbawahi pentingnya untuk tetap fokus pada optimalisasi kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya," kata dia.