a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Timah Akan Terbitkan Obligasi Rp1,5 Triliun

JAKARTA - PT Timah (Persero) Tbk (TINS) berencana menerbitkan surat utang konvensional maupun surat utang syariah atau sukuk sebesar 1,5 triliun rupiah Direktur Keuangan Timah, Emil Ermindra mengatakan rencananya Perseroan akan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar 5 persen dari ekuitas. Untuk tahap pertama Perseroan akan menerbitkan 1,5 triliun rupiah.

Namun untuk sisa penerbitannya Perseroan belum bisa memastikan waktunya, sebab apabila pendanaannya dinilai sudah cukup maka Perseroan tidak akan menerbitkannya, begitupula sebaliknya. “Jadi tahun ini 1,5 triliun rupiah kita terbitkan obligasi dan sukuk,” ungkap dia di Jakarta, Selasa (8/8).

Surat utang Perseroan sebelumnya mendapatkan peringkat atau rating idA+ (single A plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Terkait industri hilirisasi, Perseroan pada tahun ini investasinya tidak terlalu banyak sebab tengah melakukan intensifikasi sehingga hanya melakukan peningkatan produksi. Saat ini Perseroan memiliki satu pabrik hilirisasi di Cilegon.

Untuk itu kontribusi industri hilirisasi ke pendapatan Perseroan masih kecil. “Kita akan terus kembangkan apalagi dari segi konsumer juga masih sedikit,” ujar dia.



Bisnis Properti



Diversifikasi bisnis Perseroan ke hilirisasi sudah berlangsung selama 5 tahun. Perseroan juga tengah mengembangkan bisnis di bidang properti melalui PT Timah Karya Persada Properti (TKPP), memiliki lahan seluas 176 hektar di Bekasi timur. Untuk tahap awal akan dibangun tiga cluster rumah tapak (landed house) berjumlah 670 unit di Zona Ayodya seluas 15 hektar.

Hingga akhir tahun TKPP diperkirakan mampu menjual 300an unit senilai 200 miliar rupiah. “Hal lainnya kami juga tetap konsisten dengan program-program yang sedang kami jalankan dan diharapkan nanti perolehan pendapatan bisa meningkat dua kali lipat dari 2016. Kami berharap investor yang punya saham di Timah tetap dipertahankan dan calon investor yang belum masuk untuk segera melakukan pembelian saham. Kami yakin saham-saham Timah akan meningkat,” jelas dia.

Perseroan juga berencana mengembangkan teknologi baru untuk pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) untuk mengolah ore timah kadar rendah. Nilai investasi yang dikucurkan dalam pembangunan smelter sebesar 500-550 miliar rupiah berkapasitas 45.000 ton per tahun. “Kita perlu teknologi yang lebih mampu mengolah sehingga portofolionya bisa lebih tinggi,” imbuh dia.

Menurut Emil cadangan timah dari tanah endapan (alluvial) diperkirakan habis dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dengan sumber daya yang diperkirakan 20 tahun. Ore timah nantinya hanya bisa digali di dalam batuan inti (primary rock), namun dengan kadar timah yang lebih rendah.

http://www.koran-jakarta.com - 9 Agustus