Timah (TINS) optimistis proyek smelter kelar tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Timah Tbk (TINS) menyakini proyek pembangunan smelter pemurnian timah berteknologi TSL Ausmelt Furnace dapat selesai tepat waktu pada tahun 2021 mendatang.
Project Management Officer Timah Listi Witanni mengatakan, hingga kini pengerjaan proyek smelter yang berlokasi di Muntok, Bangka Barat tersebut berada di level 25,5%. Proyek ini sendiri memakan waktu pengerjaan selama 19 bulan dan nilai investasi mencapai US$ 80 juta.
Sebenarnya, proyek ini bukan tanpa kendala. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat beberapa pengerjaan konstruksi proyek smelter ini sempat mengalami penundaan. TINS pun sempat melakukan diskusi analisis penundaan proyek dengan pihak engineering, procurement, construction, and commisioning (EPCC).
Manajemen TINS juga memberitahukan kepada pihak pembiayaan seperti MUFG, Finverra, dan IEB terkait pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap proyek smelter tersebut.
“Pandemi juga sempat mempengaruhi ketersediaan personel Ausmelt untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan,” imbuh Listi dalam paparan publik virtual, Jumat (28/8).
Kendati begitu, pihak TINS tetap optimistis proyek smelter TSL Ausmelt Furnace ini bisa memasuki masa commercial operation date (COD) pada tahun 2021 nanti.
Proyek ini memang tergolong strategis lantaran berkaitan dengan program hilirisasi di sektor tambang, khususnya mineral, yang sedang digodok oleh pemerintah. Kelak, smelter timah ini akan memiliki kapasitas sebanyak 40.000 metrik ton per tahun.
Ketika smelter ini beroperasi, anak usaha Mining Industry Indonesia (MIND ID) tersebut berpotensi memperoleh pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA tahunan kurang lebih sebesar US$ 126,31 juta.
Mengutip berita sebelumnya, proyek smelter ini dikerjakan di atas lahan seluas 2,1 hektare (ha). TINS bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) guna menggarap proyek tersebut.
Sebagai informasi, TINS mengalami penurunan pendapatan sebesar 18,48% (yoy) di semester I-2020 menjadi Rp 7,97 triliun. Tak hanya itu, TINS menderita kerugian bersih sebanyak Rp 390,07 miliar, padahal di semester satu tahun lalu TINS mencetak laba bersih sebesar Rp 205,29 miliar.