REPUBLIKA.CO.ID, TOBA SAMOSIR -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berencana untuk melakukan upgrading pot atau modernisasi tungku peleburan. Menurut Direktur Pelaksana Inalum Oggy A Kosasih, modernisasi tungku dilakukan demi efisiensi ongkos listrik peleburan aluminium juga meningkatkan kapasitas produksi.
Oggy menerangkan, saat ini kapasitas smelter Inalum di Sumatera Utara mencapai 250 ribu ton aluminium per tahun. Dengan melakukan upgrading, ditargetkan ada peningkatan kapasitas sampai 30 ribu ton aluminium per tahun.
"Tugas utama kita yaitu meningkatkan kapasitas. Untuk lebih banyak lagi kita butuh energi baru tapi yang kita inginkan energi dari air karena terbukti ongkos produksi cukup kecil. Karena susah, kita memordenisir tungku peleburan. Itu kan teknologi tahun 70an, sekarang pakai teknologi 90an," kata Oggy di Inalum Paritohan, Toba Samosir, Senin (6/1) lalu.
Oggy menjelaskan, daya yang dibutuhkan smelter untuk produksi 1 ton aluminium sangat besar yakni 14.400 kilowatt per jam (kwh). Karenanya upgrading pot itu dilakukan. Dengan melakukan upgrading, dia optimistis konsumsi listrik bisa ditekan dari 14.400 kwh menjadi sekitar 13 ribu kwh per ton.
Peningkatan kapasitas produksi juga dinilai sangat penting, sebab selama ini setiap tahunnya Indonesia masih impor aluminium menutup kebutuhan dalam negeri. "Kita masih kurang banyak tuh masih ada sekitar 350 ribu ton (yang diperlukan), itu nanti ngaruhnya neraca perdagangan," kata Oggy.
Selama ini kebutuhan listrik untuk produksi lnalum dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan II di Sumatera Utara berkapasitas 603 megawatt listrik.