Transisi Tambang Freeport Sebabkan Capaian Bea Keluar Meleset
Jakarta: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (kemenkeu) memperkirakan target bea keluar tahun ini yang sebesar Rp4,22 triliun meleset.
Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan hal tersebut salah satunya dikarenakan adanya perubahan kegiatan penambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah (underground mining).
Transisi penambangan tersebut berdampak pada produksi PTFI dan juga memukul ekspor perusahaan tersebut. Bila ekspor PTFI mengalami kontraksi maka berpengaruh pada bea keluar yang disetorkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Akhir tahun tidak akan tercapai karena Freeport mengalihkan penambangan ke underground, butuh penyesuaian sehingga ekspor tidak bisa langsung menyamai sebelumnya," kata Heru dalam rapat panja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 24 Juni 2019.
PTFI pun telah menyatakan produksi ore atau biji mineral mentah di tahun ini bakal mengalami penyusutan. Hal ini sejalan dengan masa penambangan di tambang terbuka Grasberg yang juga memasuki akhir hayat.
Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan produksi ore tahun ini ditargetkan sebesar 41 juta ton. Sementara di 2018, realisasi produksi ore PTFI mencapai 68 juta ton. Artinya ada penurunan sebesar 27 juta ton.
Sementara dari data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) produksi konsentrat Freeport tahun ini diperkirakan hanya 1,2 juta ton. Dari jumlah tersebut 200 ribu akan diekspor dan satu juta ton akan diolah di PT Smelting Gresik, Jawa Timur.
Selain Freeport, perkiraan ketidaktercapaian tersebut juga dikarenakan adanya penurunan ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang sebelumnya bernama Newmont Nusa Tenggara. Meski, kata Heru, penurunan ekspor Amman tidak sedalam Freeport.
"Itu kenapa penerimaan bea keluar sampai sekarang masih di bawah Rp2 triliun. Kemungkinan (realisasinya) separuh (50 persen) lebih dikit di akhir tahun, artinya tidak akan 100 persen," jelas dia.
Sebagai informasi hingga Mei 2019, realisasi bea keluar baru mencapai Rp1,5 triliun atau 33,89 persen dari target. Realisasi itu merosot 46,28 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.