Triwulan II 2019 Industri Pengolahan Timah Masih Lesu
PANGKALPINANG, BABELREVIEW.CO.ID -- Dua sektor utama penunjang perekonomian di Bangka Belitung, yakni sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian tercatat masih belum membaik. Hal ini berbanding terbalik dengan sektor pertanian dan perdagangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada Triwulan II 2019 ini.
Dalam catatan yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung, sektor industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar 1,48 persen (yoy) pada triwulan ini, setelah pada triwulan sebelumnya masih mampu tumbuh sebesar 2,17 persen.
Kontraksi pada sektor industri pengolahan ini dipengaruhi oleh masih terbatasnya produksi industri pengolahan logam timah karena sebagian besar smelter timah swasta masih belum beroperasi. Sejalan dengan kondisi ini, pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian juga tercatat mengalami pelambatan. Sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh sebesar 0,30 persen (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh tinggi sebesar 7,73 persen (yoy).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan II 2019 ditopang oleh membaiknya konsumsi LNPRT, konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan ekspor. Konsumsi LNPRT tercatat tumbuh sebesar 15,72 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 12,62 persen (yoy) sejalan dengan adanya kegiatan lembaga/organisasi untuk meramaikan berbagai event seperti Hari Besar Keagamaan, pemilu serentak dan event berskala nasional.
Konsumsi pemerintah juga tumbuh sebesar 12,86 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 21,74 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan belanja pegawai untuk pembayaran gaji ke 13, tunjangan hari raya, maupun peningkatan realisasi proyek pemerintah.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 7,83 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,60 persen (yoy), didorong oleh banyaknya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya barang modal non-bangunan seperti penambahan luas tanam dan pembukaan tambak udang baru. Pertumbuhan ekspor tercatat membaik meskipun masih mengalami kontraksi yang didorong oleh membaiknya ekspor timah maupun ekspor non timah seperti ekspor CPO, lada dan ikan. (BBR)