Tsingshan Join Freeport Bangun Smelter? Ini Kata ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia dikabarkan sedang didekati oleh perusahaan asal China, Tsingshan Group untuk membangun smelter tembaga baru di Halmahera, Maluku Utara.
Lantas, bagaimana kemajuan dari penjajakan ini? Apakah pemerintah merestuinya?
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan apakah Freeport akan bekerja sama dengan perusahaan lain atau bekerja sendiri karena hal itu diperbolehkan.
"Rencana kerja sama dengan perusahaan lain memang dibuka karena yang diatur itu yaitu PT Freeport wajib membangun smelter baru dan boleh membangunnya sendiri, boleh juga bekerja sama, namun wajib membangun smelter baru," ungkapnya saat konferensi pers secara virtual, Jumat (15/01/2021).
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menuturkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum memutuskan apakah akan bekerja sama dengan Tsingshan atau tidak karena masih dalam proses pembahasan.
"Memang benar kami di-approach Tsingshan yang berkeinginan juga membangun smelter tembaga di Halmahera, dan kami masih dalam tahap pembicaraan," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Senin (07/12/2020).
Menurut Tony, pembicaraan yang dimaksud yakni PTFI masih ingin mengetahui metode seperti apa yang digunakan, kapan kira-kira bakal rampung, seperti apa jadwal pembangunannya. Sampai saat ini, imbuhnya, belum ada kesepakatan apa pun.
"Ini masih jalan terus pembicaraan dan belum ada kesepakatan apa pun," ujarnya.
Saat ini Freeport berencana membangun smelter baru di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas pengolahan 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Adapun realisasi pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia hingga kini masih mencapai 5,86% dari target seharusnya mencapai 10,5%. Sementara biaya yang telah dikeluarkan mencapai US$ 159,92 juta.