Tsingshan Lirik Kalimantan Utara, Akan Bangun Industri Stainless Steel dan PLTU
Rencana kehadiran Tsingshan ke Kaltara seperti disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, merupakan bagian dari kerja sama yang telah dilakukan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Tiongkok Xing Jinping.
Di samping itu, juga melihat latar belakang Tsingshan sebagai perusahaan Iron and Steel yang sudah berhasil menbuka industri di Morowali, Sulawesi Tengah. “Sekarang sudah berproduksi hingga 2 juta lebih stainless steel di Morowali. Perusahaan ini juga sudah memberikan pemasukan untuk negara dari pajak dan lain-lainnya. Sehingga kami optimis, perusahaan ini mampu mengembangkan industri di daerah lain di Indonesia. Salah satunya di Kaltara yang menjadi prioritas,” kata Luhut.
Atas dukungan penuh dari pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait, perusahaan tersebut akan membangun kawasan industri yang terintegrasi di Kaltara. Mulai dari power plant, pabrik smelter yaitu industri logam (stainless steel) hingga pelabuhannya. Pihak Tsingshan bahkan telah melakukan survei lapangan, meski baru lewat udara.
Perusahaan yang memiliki banyak industri logam, utamanya stainless steel di berbagai negara itu, juga siap membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan menggunakan batu bara yang dalam tahap pertama dibangun 1.000 megawatt (MW).
Sedangkan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menegaskan, pada dasarnya Pemprov Kaltara sangat welcome dengan kehadiran investor. “Kita terima siapa pun investor yang akan masuk. Asalkan dia bisa bersinergi dengan investor-investor yang sebelumnya sudah masuk. Bukan mematahkan investasi yang sudah ada. Jadi yang sebelumnya berizin tetap jalan. Sama-sama jalan,” ujarnya.
Disebutkan ,di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning – Mangkupadi telah disiapkan lahan 25.000 hektare sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) Kaltara. Sehingga investor bisa menggunakan lahan-lahan yang ada tersebut. “Jadi tidak masalah. Di kawasan itu, lahan yang disiapkan cukup luas. Berbagai macam industri bisa masuk,” ujarnya.
Irianto juga menyatakan mendukung penuh rencana Tsingshan membangun industri terintegrasi, berikut dengan power plant berupa PLTU untuk mendukung industri pengolaan logam. “Kita sangat dukung (PLTU, Red) itu. Jadi semua jalan. Justru lebih bagus, karena PLTU ini prosesnya lebih cepat. Beda dengan PLTA yang membutuhkan waktu lama. Untuk bahan baku kita banyak, batu bara dari yang berkalori rendah hingga yang tinggi di atas 7.000 ada di Kaltara,” tuntasnya.
Terkait rencana investasi tersebut, nanti akan ditindaklanjuti secara teknis oleh OPD (organisasi perangkat daerah) terkait di Pemprov Kaltara bersama pihak Tsingshan. (antaranews.com)