News
Uji Coba Berhasil, BRMS Produksi 10 kg Dore Bullion di Poboya
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), memproduksi mencatatkan produksi 10 kg dore bullion sepanjang Maret 2020. Produksi ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan uji coba produksi atas dore bullion atau batangan logam yang belum murni karena masih mengandung emas, perak, dan mineral lain di tambang emas Poboya, Sulawesi Tengah.
"Hasilnya kemudian dikirim ke fasilitas smelter logam mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Fasilitas produksi di Poboya tersebut memiliki kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari," kat Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata belum lama ini.
Saat ini tambang emas Poboya dioperasikan oleh anak usaha BRMS yakni PT Citra Palu Minerals. Suseno mengatakan setelah penyelesaian konstruksi fasilitas produksi tersebut, BRMS berencana untuk membangun fasilitas kedua dengan kapasitas sebesar 4.000 ton bijih per hari.
"Biaya pembangunan fasilitas produksi tersebut sebagian didanai oleh pinjaman dari pihak ketiga," katanya.
Sepanjang 2019 BRMS juga membukukan laba US$ 1,2 juta, setelah tahun sebelumnya mencatatkan rugi US$ 103,44 juta. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh penjualan yang melesat 277,37% atau senilai US$ 4,46 juta dibandingkan 2018 senilai US$ 1,18 juta.
"Tahun 2019 diwarnai oleh pembangunan yang cukup besar di lokasi tambangPoboya, kami juga telah menyelesaikan konstruksi atau fasilitas produksi dengan kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari," kataSuseno.
"Hasilnya kemudian dikirim ke fasilitas smelter logam mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Fasilitas produksi di Poboya tersebut memiliki kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari," kat Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata belum lama ini.
Saat ini tambang emas Poboya dioperasikan oleh anak usaha BRMS yakni PT Citra Palu Minerals. Suseno mengatakan setelah penyelesaian konstruksi fasilitas produksi tersebut, BRMS berencana untuk membangun fasilitas kedua dengan kapasitas sebesar 4.000 ton bijih per hari.
"Biaya pembangunan fasilitas produksi tersebut sebagian didanai oleh pinjaman dari pihak ketiga," katanya.
Sepanjang 2019 BRMS juga membukukan laba US$ 1,2 juta, setelah tahun sebelumnya mencatatkan rugi US$ 103,44 juta. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh penjualan yang melesat 277,37% atau senilai US$ 4,46 juta dibandingkan 2018 senilai US$ 1,18 juta.
"Tahun 2019 diwarnai oleh pembangunan yang cukup besar di lokasi tambangPoboya, kami juga telah menyelesaikan konstruksi atau fasilitas produksi dengan kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari," kataSuseno.
