BUMNTODAY.COM - PT Aneka Tambang (Antam) Tbk memutuskan untuk tidak membagikan dividen, meski sepanjang 2016 mencatatkan laba bersih Rp65 miliar. Dua tahun sebelumnya, Antam juga tak membagikan dividen lantaran mengalami kerugian.
Pada 2014, Antam mencatatkan rugi bersih sebanyak Rp743,53 miliar. Kemudian pada 2015, kerugian perseroan bertambah menjadi Rp1,44 triliun. Baru pada 2016, Antam mencatatkan kinerja positif dengan meraih laba bersih Rp65 miliar.
"Biasanya dividen rasionya 30%. Namun direksi dan dewan komisaris mengusulkan agar keuntungan tidak dibagikan dalam bentuk dividen, tapi laba ditahan untuk kegiatan usaha," kata Direktur Operasi Antam Hari Widjajanto dalam keterangan pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Seluruh pemegang saham sudah setuju atas keputusan perusahaan untuk tidak membagikan dividen. Keuntungan perusahaan memang relatif kecil, namun hal itu sudah mencatatkan lompatan yang positif.
Awal 2016 lalu, saham Antam hanya dijual sekitar Rp300 per lembar. Namun pada akhir 2016, harga saham perusahaan sudah tembus Rp1.000 per lembar. "Memang angka relatif kecil, tapi dari starting point rugi Rp1,4 triliun itu, ini sudah lompatan luar biasa. Selama ini kita belum pernah memperoleh apresiasi dari pihak ketiga," papar Hari.
Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramuditho menambahkan, jika perusahaan tetap membagikan dividen, maka pemegang saham hanya memperoleh sekitar Rp0,80 per lembar sahamnya. "Kalau (laba bersih Rp65 miliar) dikali 30% itu sekitar Rp19 miliar. Kalau dibagi per lembarnya cuma Rp0,80. Karena itu diputuskan untuk pengembangan perusahaan," imbuh Dimas.(rid)