Wapres: Jangan Terlalu Cepat Divestasi Saham Freeport
Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah tidak akan terburu-buru melakukan pelepasan saham (divestasi) 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Selain diperlukan dana dalam jumlah besar, pemerintah memerlukan waktu untuk merealisasikan proses itu.
“Jangan terlalu cepat mengambil alih saham Freeport,” kata Wapres saat menyampaikan keynote speech pada Breakfast Meeting Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bertema “Prospek Ekonomi Indonesia 2018” di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/11).
Wapres mengatakan, pemerintah Indonesia akan berhati-hati untuk merampungkan proses divestasi saham perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu. Kehati-hatian ditempuh pemerintah setelah berkaca pada kasus Venezuela, negara kaya minyak yang jatuh miskin akibat terlalu bersemangat menasionalisasi seluruh kepemilikan asing.
“Indonesia agak sedikit tidak konsisten. Kita mengundang investasi asing, begitu kita melihat investor itu untung, kita mau suruh pulang dia. Padahal dia investasi,” katanya.
Menurut Wapres, pemerintah mengapresiasi kerja keras Freeport di Indonesia selama puluhan tahun beroperasi di dalam negeri. Pemerintah akan terus mendorong Freeport untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). “Kalau tidak, kita kehilangan trust. Sulit mendapatkan investasi,” kata Wapres.