Aneka Gas Industri (AGII) jajaki peluang penyediaan gas untuk proyek smelter
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) melalui anak usahanya PT Samator Gas Indonesia (SGI) sepakat menyediakan pasokan gas industri untuk proyek smelter pemurnian timah berteknologi TSL Ausmelt PT Timah Tbk (TINS) lewat kerja sama selama 12 tahun.
SGI berhasil terpilih sebagai perusahaan terbaik setelah bersaing dengan 7 bidder atau penawar lainnya dalam rangka penyediaan gas oksigen di lingkup industri untuk proyek yang berlokasi di Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung.
Kerja sama ini dilakukan AGII untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar dengan mengembangkan bisnis di sektor on site plant atau captive.
Direktur Utama Aneka Gas Industri, Rachmat Harsono, mengaku, sejauh ini kontribusi penjualan gas oksigen AGII untuk sektor on site plant atau captive masih tergolong mini, yakni kurang dari 5% dari total pendapatan perusahaan tersebut.
Sektor on site plant yang sebagian berada di daerah terpencil umumnya membutuhkan pasokan gas oksigen yang konstan.
Menurutnya, peluang untuk mengembangkan bisnis penjualan gas ke sektor tersebut tetap terbuka seiring adanya UU Minerba terbaru yang membawa semangat hilirisasi pertambangan. Dengan adanya aturan baru tersebut maka akan banyak smelter di Indonesia yang tentu saja membutuhkan pasokan gas oksigen.
“Saat ini, tantangannya tergantung dari harga komoditas dunia dan klien yang kami pasok gasnya,” ujar dia, Rabu (26/5).
Seiring adanya suplai gas oksigen ke pengembang smelter, diharapkan mereka akan lebih terfokus pada upaya optimalisasi produksi hilir tambang sehingga menambah daya saing secara global.
Manajemen AGII tetap akan menjajaki peluang penyediaan gas untuk sektor on site plant atau captive di masa mendatang. Meski tidak dijelaskan secara rinci, perusahaan ini sudah memiliki pipeline untuk pengembangan bisnis tersebut yang bersifat jangka panjang.
Ditambah lagi, AGII didukung oleh kemampuan distribusi produk ke 28 provinsi di Indonesia, sehingga perusahaan ini sudah terbukti memiliki keandalan dan pengalaman di industrinya selama bertahun-tahun.
“Kami melihat ini potensi besar dan baru permulaan dari industrialisasi Indonesia dari hulu ke hilir, sehingga ke depan kami tidak hanya jual bahan mentah tapi produk bernilai tambah,” pungkas Rachmat.