Tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 2,84 triliun. Dimana mayoritas capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha, termasuk dua smelter yang masih berjalan dan ekspansi baru yang tengah direncanakan.
Kata Senior Vice President Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko, capex tahun ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bersifat rutin, pengembangan usaha bersifat proyek, dan keperluan lainnya. Satu dari beberapa proyek Antam yang masih berjalan adalah pengembangan smelter Feronikel di Halmahera Timur yang konstruksinya telah mencapai 98%. “Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Jika sudah beroperasi, maka akan menambah total kapasitas produksi feronikel Antam menjadi 40.500 TNi, dari saat ini 27.000 TNi, “ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Kunto, perseroan juga terus melanjutkan konstruksi smelter grade alumina refinery yang merupakan hasil kerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) di Mempawah, Kalimantan Barat. Selain itu, perseroan sedang menggodok proyek-proyek baru yang segera dikerjakan. Tahun ini, Antam turut terlibat pada holding baterai kendaraan listrik (Indonesia Battery Corporation/IBC) bersama MIND ID, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero). Sebagai anggota IBC, Antam akan menjadi pemasok bahan baku yang dibutuhkan, yakni nikel. Proses produksi IBC akan berjalan dari hulu ke hilir atau produk siap pakai.