JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Freeport Indonesia baru-baru ini menandatangani fasilitas kredit bank senilai US$1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS) dengan tenor lima tahun tanpa jaminan untuk mendanai tiga proyek smelter di Tanah Air.
"Pembiayaan utang tambahan sedang direncanakan untuk mendanai proyek-proyek tersebut, dengan biaya semua utang tersebut dibagi 49 persen oleh FCX dan 51 persen oleh PT Inalum," demikian dikutip dari siaran pers Freeport-Mcmorran yang diunggah di laman resmi perseroan, Senin (26/7/2021).
Sesuai dengan perjanjian dengan pemerintah Indonesia pada 2018, Freeport berkomitmen membangun smelter baru di dalam negeri dengan total 2 juta metrik ton konsentrat per tahun pada Desember 2023.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Freeport telah memilih lokasi untuk smelter greenfield di Jawa Timur. Perseroan juga telah memulai persiapan tanah maupun pekerjaan engineering, serta melakukan negosiasi komersial.
Namun, pada tahun 2020, perseroan memberi tahu pemerintah tentang penundaan jadwal akibat pandemi dan terus melakukan reviu jadwal tersebut bersama pemerintah.
Adapun untuk memenuhi kewajibannya untuk membangun smelter domestik baru di Indonesia, perseroan sebelumnya menyiapkan beberapa rencana proyek.
Pertama adalah perluasan kapasitas tahunan di PT Smelting sebesar 300.000 metrik ton konsentrat atau meningkat 30 persen. perseroan terus mengejar kesepakatan dengan pemilik mayoritas PT Smelting untuk rencana ekspansi tersebut. Adapun target penyelesaian proyek ini adalah akhir tahun 2023.
"PT FI akan mendanai biaya ekspansi, diperkirakan perkiraan US$250 juta, dan meningkatkan kepemilikannya di PT Smelting menjadi kepemilikan mayoritas," tulis perseroan.
Kedua, Pembangunan smelter greenfield baru di Gresik dengan kapasitas proses sekitar 1,7 juta metrik ton konsentrat per tahun.
Pada Juli 2021, PT FI memberikan kontrak konstruksi kepada Chiyoda dengan perkiraan biaya US$ 2,8 miliar. Pembangunan smelter diharapkan akan selesai sesegera mungkin pada 2024.
Freeport menyatakan target tersebut tergantung kepada situasi pandemi ke depannya. Ketiga, pembangunan kilang logam mulia untuk mengolah emas dan perak dari PT Smelting dan smelter greenfield baru di Gresik, dengan perkiraan biaya US$ 250 juta. kbc10