a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Bisnis Nikel Cerah Didukung Kendaraan Listrik Berkah bagi PAM Mineral

~author_name~
JAKARTA - Pemerintah sangat serius mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri dengan membentuk Holding BUMN Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan bekerjasama dengan produsen mobil listrik dunia, LG Chem (Korea) dan CATL (China).

Keseriusan pengembangan mobil listrik pun menjadikan bisnis nikel ke depan menjanjikan. pasalnya, permintaan bijih nikel di pasar domestik pun akan meningkat. Apalagi saat pabrik baterai mobil listrik milik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG serta CATL mulai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada akhir Juli 2021.

Pabrik baterai tersebut pun diharapkan akan mulai beroperasi pada 2023. Untuk itu, nikel dengan kadar rendah banyak dibutuhkan untuk kebutuhan campuran dengan jenis logam Cobalt sebagai bahan baku untuk baterai.

Baca Juga: Bahlil: Saatnya Indonesia Jadi Pemain Besar Baterai Mobil Listrik

Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk, Ruddy Tjanaka mengatakan, ini satu peluang yang cukup menjanjikan pada pertambangan nikel berkadar rendah, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan baterai untuk bahan bakar kendaraan listrik.

Di sisi lain permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus mengalami peningkatan, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter yang ada. Permintaan nikel dengan kadar tinggi juga cukup stabil Sementara permintaan pasar nikel berkadar rendah juga, sudah kembali mulai meningkat.

"Adanya industri baterai nasional seiring tumbuhnya Smelter dgn teknologi Hydrometalurgi akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan diserapnya Nikel kadar rendah yg diproduksi perseroan. Ini yang kita harapkan bersama," kata Ruddy, dalam keterangannya, Jumat (16/7/2021).

Baca Juga: Target 2030, Indonesia Produksi 600 Mobil Listrik

Dia mengatakan, stabilnya industri pengolahan atau smelter, menjadi peluang yang cukup menjanjikan bagi industri bijih nikel. Dia optimis permintaan bijih nikel dengan kadar tinggi akan meningkat. Apalagi dengan ekspansi di smelter yang ada, terutama di daerah-daerah yang dekat dengan tambang Perseroan.

"Tentu kita optimis perkembangan ke depan itu kebutuhan ore nikel bisa melebihi 7-8 juta ton per bulan," kata dia.

Sementara itu, dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, PAM Mineral berkeyakinan bahwa ke depan perseroan dan anak perusahaan masih memiliki sumberdaya sekitar 28 juta ton lebih bijih nikel. Dari 28 juta bijih nikel tersebut, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah.