a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Corona RI Rekor Terus, Bos BNI Ungkap Strategi Dorong Kredit

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengakui saat ini masih selektif dalam menyalurkan kredit ke berbagai sektor ekonomi guna menjaga kualitas kredit di tengah pandemi Covid-19.

Sektor yang saat ini difokuskan perusahaan seperti industri manufaktur, agribisnis dan konstruksi.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan hingga Maret 2021 penyaluran kredit di BNI masih tumbuh 2,2% secara tahunan, meski secara nasional penyaluran kredit perbankan masih terkontraksi 3,8% di periode yang sama.

"Perbankan selektif untuk sektor tertentu agar kualitas kredit terjaga. BNI ada beberapa sektor potensial ekonomi, baik industri manufaktur, agri dan konstruksi. Bukan berarti sektor lain kita abaikan tapi kta juga secara selektif tumbuh," kata Royke dalam Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).

Baca: The New BNI Mobile Banking, Pengguna & Transaksi Terus Tumbuh

Meski masih selektif, kata Royke, BNI tetap mencari sumber pertumbuhan kredit baru untuk ikut dalam momentum pembaikan ekonomi, terutama dalam pembangunan kawasan ekonomi baru di Indonesia.

Beberapa sektor yang dibidik saat ini adalah sektor energi, agribisnis dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024) yakni pembangunan 10 kawasan industri baru di luar Pulau Jawa, di mana sembilan kawasan industri dan 19 smelter menjadi prioritas.

Mantan Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ini menyebut pembangunan ini merupakan potensi pertumbuhan baru, lantaran selama ini sektor-sektor ini juga merupakan berkontribusi besar dalam pertumbuhan kredit BNI, yakni mencapai 46% dari total kredit yang disalurkan.

Belum lagi perbankan saat ini masih menjadi sumber pendanaan terbesar dalam pembangunan ekonomi nasional atau mencapai 60% dari total pendanaan dengan outstanding Rp 5.481,6 triliun pada tahun lalu.

Dari sisi pandemi, Senin kemarin, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencetak rekor tertinggi 40.427 orang per hari. Melewati rekor sebelumnya yang masih di kisaran 38 ribu orang per hari, berdasarkan data Kementerian Kesehatan.