Defisit Bisa Bertahun-tahun Lagi, Harga Timah Bertahan di Level Tinggi
PANGKALPINANG, www.wowbabel.com -- Permintaan terhadap timah mulai meningkat pesat seiring kebangkitan sektor elektronik. Sementara produksi timah masih terbatas karena gangguan pandemi Covid-19 belum tuntas.
Kekurangan pasokan timah diperkirakan akan terjadi hingga tahun depan. Oleh sebab itu harga timah di pasar masih berada di level tertinggi.
Menurut Asosiasi Industri Semikonduktor, penjualan semikonduktor, yang banyak menggunakan timah dalam penyolderan melonjak 29% (YoY) pada kuartal kedua 2021. Peningkatan penggunaan timah untuk industri elektronik di tengah produsen utama dunia berjuang untuk merespons rantai pasokan global yang menderita akibat pandemi.
Fastmarkets melaporkan produsen balok timah asal Malaysia, MSC hingga saat ini mengoperasikan smelter utamanya pada tingkat dibawah 80% karena gelombang ketiga pandemi. Bahkan perusahaan mengumumkan kondisi force majeure pada Juli lalu. Masalah penanganan Covid masih berlangsung di Malaysia hingga saat ini.
PT Timah Tbk (TINS), produsen terbesar kedua dunia masih berusaha mengejar ketertinggalan produksi dari semester pertama tahun ini yang anjlok 57% akibat pandemi. Perusahaan mematok produksi tahun 2021 pada 30.000 ton.
Ekspor Indonesia mencapai level tertinggi tahun ini sebesar 7.500 ton pada bulan Agustus. Ekspor timah kumulatif Januari-Agustus sebesar 46.550 ton naik hm 5% pada periode yang sama tahun lalu dan hanya 2% pada pra pandemi 2019.
Produsen terbesar, Cina telah meningkatkan ekspornya untuk membantu mengisi kesenjangan persediaan hingga 11.500 ton pada Januari-Agustus. Tetapi arus keluar terlihat turun ke level terendah enam bulan 788 ton pada Agustus itu sendiri dan stok Cina sekarang terlihat menipis.
Sementara pembatasan listrik berdampak pada produsen timah. Bahkan krisis listrik di Cina sudah merambah pada provinsi seperti Guangdong dan Jiangsu, pusat utama permintaan timah.
"Pabrik penyolderan, pelapisan timah dan bahan kimia timah diminta untuk mengurangi tingkat operasi, secara drastis dalam kasus Jiangsu," kata Asosiasi Timah Internasional.
Kolumnis Reuters menilai kombinasi rekor harga tinggi dan volatilitas harga adalah mimpi terburuk bagi pengguna logam mana pun. Pembeli timah telah menghadapi keduanya dan mencatat premi pengiriman fisik untuk sebagian besar tahun ini dan itu tidak akan menarik mereka untuk menggunakan lebih banyak barang.
Ancaman tersebut dijabarkan oleh analis yang memperkirakan defisit pasokan yang terus-menerus hingga tahun 2026.
"Juga kemungkinan akan mencapai tingkat kritis selama tahun-tahun mendatang," ujar analis pasar logam.
"Oleh sebab itu keseimbangan pasokan permintaan yang berkelanjutan di pasar timah hanya akan dicapai dengan memberikan batas permintaan yang progresif atau menggali sumber pertumbuhan pasokan yang saat ini tidak terhitung," kata bank tersebut. (wb)