Duet INCO-ANTM Nyungsep! Saham Bank MNC Ikutan Ngedrop
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada awal pekan. IHSG ditutup melemah 0,53% ke posisi 6.324,26 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (15/3/2021).
Menurut data BEI, ada 253 saham naik, 233 saham merosot dan 153 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,91 triliun dan volume perdagangan mencapai 21,38 miliar saham.
Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 130,58 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 10,57 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (15/3).
Top Gainers
Surya Esa Perkasa (ESSA), saham +24,55% Rp 274, transaksi Rp 67,4 M
Zebra Nusantara (ZBRA), +23,08% Rp 176, transaksi Rp 21,2 M
Surya Permata Andalan (NATO), +14,53% Rp 670, transaksi Rp 156,6 M
Sarana Meditama Metropolitan (SAME), +13,94% Rp 474, transaksi Rp 149,7 M
Rukun Raharja (RAJA), +13,00% Rp 226, transaksi Rp 114,4 M
Top Losers
Planet Properindo Jaya (PLAN), saham -8,33% Rp 44, transaksi Rp 2,5 M
Timah (TINS), -6,86% Rp 1.900, transaksi Rp 395,4 M
Bank MNC Internasional (BABP), -4,00% Rp 96, transaksi Rp 21,6 M
BFI Finance Indonesia (BFIN), -3,68% Rp 785, transaksi Rp 78,3 M
Aneka Tambang (ANTM), -3,31% Rp 2.340, transaksi Rp 871,1 M
Saham emiten distributor kilang bahan bakar gas cair domestik (LPG) ESSA berhasil menduduki puncak top gainers setelah melesat 24,55 Rp 274/saham. Nilai transaksi emiten milik pengusaha TP Rachmat ini sebesar Rp 67,4 miliar.
Sementara, duo emiten nikel pelat merah TINS dan ANTM tersungkur sebagai top losers hari ini.
TINS ambles dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) 6,86% ke Rp 1.900/saham dengan nilai transaksi Rp 395,4 miliar.
Anjloknya harga saham TINS terjadi setelah emiten penambang timah ini melaporkan masih membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar sepanjang tahun lalu.
Namun kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar.
Sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/YoY).
Tercatat di akhir Desember 2020 lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Seperti TINS, ANTM juga ambles 3,31% ke Rp 2.340/saham. Nilai transaksi emiten ini sebesar Rp 871,1 miliar.
Antam baru saja melaporkan kinerja laporan keuangan (lapkeu) yang positif di tahun lalu. Pasalnya, laba bersih perusahaan selama 2020 meroket hingga 492,90% secara tahunan (year on year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tercatat laba bersih ANTM tahun lalu mencapai Rp 1,14 triliun. Dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 193,85 miliar.
Selain itu, top losers hari ini juga diisi oleh emiten bank milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo, BABP yang merosot 4,00% ke Rp 96/saham. Adapun nilai transaksi BABP sebesar Rp 21,6 miliar.
Sebelumnya, dalam siaran pers (10/3), manajemen BABP mengungkapkan, perusahaan berkomitmen untuk melakukan penguatan modal perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penguatan ini dilakukan untuk memperkuat fundamental bisnis perusahaan.
OJK mewajibkan modal inti bank tahun ini minimal Rp 2 triliun dan tahun depan Rp 3 triliun. Berdasarkan data laporan keuangan BABP per September 2020, modal inti bank ini baru Rp 1,19 triliun, turun dari Desember 2019 yakni Rp 1,21 triliun.
Targetnya ke depan perusahaan juga akan melakukan revolusi menjadi bank digital. Pihaknya mengakui bahwa saat ini perusahaan akan memulai proses perizinan menuju digital onboarding pada April 2021.
Dengan demikian diharapkan jelang akhir tahun ini bank ini akan resmi menjadi bank digital. Dengan upaya ini perusahaan akan dapat meningkatkan rentabilitas bank dengan memperbesar porsi dana murahnya.