Dukung pengembangan UMKM di sekitar pabrik smelter
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) terus melakukan sinergi dalam program hilirisasi minerba dalam menumbuhkan bisnisnya.
Sinergi tersebut dilakukan dengan memberikan dukungan terhadap sejumlah UMKM yang bergerak di bidang industri pasir hitam dan juga kontraktor lokal yang ada di sekitarnya.
Perusahaan smelter nikel yang berada di Morowali Utara ini telah memiliki sejumlah UMKM binaan di tiga desa yang mencakupi pabrik smelternya yaitu Desa Bunta, Desa Tanauge dan Desa Bungintimbe.
Dukungan yang diberikan oleh PT GNI adalah dengan menciptakan ekosistem agar UMKM di sekitar pabrik smelter dapat tumbuh dengan sehat.
Baca Juga: Pasar nikel mentereng, PAM Mineral (NICL) bidik kenaikan laba bersih hingga 263,46%
“Kami berharap kehadiran PT GNI dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang baru di masyarakat sekitar dan tumbuhnya usaha-usaha UMKM baru,” ujar Founder PT GNI, Tony Zhou Yuan dalam keterangan resminya, Jumat (22/10).
Tony mengatakan, GNI berharap UMKM di tiga desa itu bisa terus tumbuh sehat. Dengan begitu perekonomian masyarakat sekitar juga menjadi lebih baik dan ekosistem ekonomi dapat terbentuk.
Kehadiran PT GNI sejauh ini telah membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat dan mampu menyerap sekitar 4.000 pekerja sejauh ini dan direncanakan akan meningkat hingga kurang lebih 10.000 pekerja ke depannya.
PT GNI juga membangun berbagai sarana penunjang mulai dari akses jalan, dermaga (jetty), PLTU, batching plant, hingga tempat tinggal untuk karyawan.
Baca Juga: PAM Mineral (NICL) mengalap berkah dari kenaikan harga nikel
PT GNI berencana untuk secara konsisten menginisiasi UMKM lokal untuk terus tumbuh. PT GNI memiliki rencana untuk membuat sistem atau program agar UMKM tumbuh dengan baik dan menghindari persaingan yang tidak sehat antar UMKM atau dengan masyarakat sekitar.
Dengan demikian, diharapkan perekonomian masyarakat di sekitar keberadaan pabrik smelter PT GNI dapat menjadi lebih baik, serta memberikan nilai tambah terhadap produksi yang dihasilkan atau dijual oleh masyarakat melalui UMKM.
“PT GNI juga tidak menutup pintu terhadap pilihan metode yang lebih baik dan memudahkan bagi UMKM untuk menjual hasil produksi dari UMKM di sekitar,” tutupnya.