ESDM Pastikan Smelter Freeport Dibangun di Gresik, Bukan di Halmahera
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin memastikan smelter PT Freeport Indonesia dibangun di Gresik, Jawa Timur.
Sebelumnya, lokasi pembangunan pabrik pemurnian tembaga ini direncanakan pindah ke kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera, Maluku Utara. Jika dibangun di sana, Freeport akan bermitra dengan perusahaan asal China, Tsingshan Steel.
"Di Gresik," kata Ridwan saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (2/7).
Namun, Ridwan tidak menjelaskan kenapa rencana pembangunan smelter di Freeport bersama China tidak jadi dilakukan. Padahal, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kepastian pembangunan smelter Freeport dengan China akan diumumkan pada awal April 2021.
Ridwan Djamaluddin Foto: Iqbal Firdaus/kumparan Kepastian lokasi smelter Freeport di Gresik sejalan dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus di Gresik, Jawa Timur pada 28 Juni 2021 lalu yang ditandatangani Presiden Joko Widodo.
KEK Gresik yang dimaksud berada di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Pembangunan smelter Freeport di Indonesia bersifat wajib sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang disepakati dengan pemerintah. Targetnya harus selesai 2023 mendatang.
Namun, hingga kini pembangunannya belum ada perkembangan berarti. Selain karena ada rencana pindah ke lokasi selain di Gresik, juga akibat pandemi COVID-19. Bahkan Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan proyek smelter Freeport tidak akan menguntungkan negara.
MIND ID merupakan induk holding BUMN pertambangan yang membawahi Freeport.
"Apakah ini akan rugi? Dari kita ya jelas rugi, tapi kan wajib bangun, ya kita bangun," kata dia dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (31/3).
Berdasarkan laporan Freeport hingga Juli 2020, pembangunan smelter katoda tembaga Freeport di JIIPE Gresik, baru mencapai 5,86 persen dengan biaya USD 159 juta. Padahal target tahun lalu harusnya mencapai 10,5 persen.
Sedangkan untuk smelter precious metal refinery (PMR) hingga Juli 2020 baru mencapai 9,79 persen dengan biaya USD 19,8 juta. Padahal targetnya 14,29 persen.