Freeport Mundur, Nasib Smelter Tsingshan Belum Jelas
JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib rencana investasi smelter perusahaan asal China, Tsingshan kini belum menemui kepastian pasca tak jadi menggandeng PT Freeport Indonesia (PTFI).
Freeport Indonesia memastikan tidak akan melanjutkan rencana kerja sama dengan Tsingshan usai tak mencapai kata sepakat.
Menanggapi kondisi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun belum bisa memastikan kelanjutan investasi smelter Tsingshan yang sedianya bakal dibangun di Weda Bay, Halmahera tengah.
"Belum ada informasi ke (Ditjen) Minerba," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Ridwan Djamaluddin kepada Kontan.co.id, Jumat (23/7/2021).
Seperti diketahui, PTFI memastikan bakal melanjutkan proyek smelter di Manyar, Gresik. PTFI telah meneken kontrak kerja sama untuk kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) proyek smelter Manyar dengan PT Chiyoda International Indonesia pada Kamis (15/7/2021) lalu. Nilai investasi diperkirakan mencapai 2,7 miliar dollar AS.
Dalam catatan Kontan, Freeport tertarik untuk kerja sama dengan Tsingshan lantaran perusahaan asal China itu akan membiayai sebagian investasi (capex) yang diperlukan untuk membangun smelter.
Tsingshan pun disebut memiliki teknologi yang bisa menekan capex sehingga lebih efisien. Hal ini dapat mengatasi keluhan Freeport yang selama ini digembar-gemborkan proyek smelter yang merugikan secara keekonomian.
Dari sisi pembiayaan, Tsingshan disebut siap untuk menanggung 92,5 persen biaya proyek, sedangkan 7,5 persen sisanya akan ditanggung oleh Freeport. Adapun, kapasitas yang akan dibangun sebanyak 2,4 juta ton dengan biaya sekitar 2,5 miliar dollar AS. (Filemon Agung|Yudho Winarto)