a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Harga komoditas positif, penjualan Kapuas Prima Coal (ZINC) melonjak pada semester I

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan harga komoditas yang masih berlangsung rupanya menjadi angin segar bagi PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC). emiten yang bergerak di bidang pertambangan bijih besi (Fe) dan Galena yang kemudian diolah menjadi konsentrat timbal (Pb) dan konsentrat seng (Zn) pun mencatatkan kenaikan kerja yang signifikan.

“Realisasi kinerja semester I-2021 masih dalam proses perhitungan, namun sebagai gambaran, penjualan kami mengalami kenaikan lebih dari 60% seiring harga komoditas yang masih berada dalam tren positif,” kata Direktur Utama ZINC Harjanto Widjaja kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).

Jika mengacu kinerja ZINC pada semester I-2020, mereka mencatatkan penjualan sebesar Rp 301,4 miliar. Artinya, dengan kenaikan lebih dari 60% pada paruh pertama tahun ini, ZINC setidaknya berpotensi mencatatkan penjualan Rp 482,24 miliar.

Dari sisi produksi, per kuartal I-2021 kemarin, ZINC telah memproduksi ore sebesar 126.000 ton, atau naik 57,5% jika dibandingkan dengan produksi ore pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 80.000 ton.


Lebih lanjut, Harjanto optimistis kinerja ZINC masih akan kembali positif pada paruh kedua tahun ini jika melihat realisasi semester I-2021 tersebut. Terlebih lagi, diperkirakan peningkatan harga komoditas masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Selain itu, menurut Harjanto, saat ini kinerja perseroan juga didukung oleh adanya peningkatan harga dan permintaan komoditas bijih besi, serta logam dasar terutama untuk konsentrat timbal dan seng dari berbagai negara.

Sebelumnya, ZINC menargetkan pendapatan pada tahun ini bisa mencapai Rp 1,25 triliun. Dengan realisasi sejauh ini, Harjanto optimistis ZINC pada tahun ini bisa membukukan penjualan sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun.

“Dalam rangka mencapai target yang kami tetapkan sebelumnya hingga akhir tahun ini, perseroan telah menjalankan strategi bisnis melalui peningkatan kapasitas produksi sebesar 20-30% atau mencapai 564.000 ton konsentrat,” imbuh Harjanto.


Salah satu langkah peningkatan kapasitas produksi tersebut adalah dengan mengalokasikan sebagian hasil fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri untuk investasi infrastruktur pertambangan.

Adapun, mengacu keterbukaan informasi akhir Juni 2021, ZINC telah meneken perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$ 96 juta dan fasilitas tambahan non-cash loan sebesar US$ 14 juta dengan Bank Mandiri.

Perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$ 96 juta dialokasikan untuk sejumlah keperluan. Rinciannya, alokasi untuk refinancing senilai US$ 23,4 juta, modal kerja senilai US$ 10,9 juta, belanja modal senilai US$ 36,65 juta, dan sisanya untuk penyelesaian smelter milik ZINC senilai US$ 25 juta.