Imbas Positif Naiknya Harga Komoditas, Kapuas Prima Coal Perluas Area Eksplorasi
Jakarta, Beritasatu.com - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kinerja dengan memperluas area eksplorasi pertambangan. Selain itu, hingga kuartal-III 2021, perseroan membukukan lonjakan laba bersih sebesar 148% menjadi Rp 65,4 miliar, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp 26,4 miliar.
Menurut Direktur Kapuas Prima Coal Evelyne Kioe mengatakan, tren peningkatan harga komoditas yang masih berlanjut didukung oleh upaya perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi, sehingga terjadi peningkatan penjualan.
“Hingga September 2021 ini, total produksi perseroan sudah mencapai sekitar 350.000 ton dan diharapkan pada akhir tahun dapat mencapai target produksi yakni sebesar 564.000 ton,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/11/2021). BACA JUGA
Kapuas Prima Coal Raih Kinerja Positif hingga Semester I-2021
Adapun secara rinci, penjualan perseroan hingga kuartal III-2021 didominasi oleh penjualan konsentrat seng yang tercatat mencapai Rp 260,4 miliar atau berkontribusi sebesar 42,5% terhadap total penjualan. Kemudian, diikuti oleh penjualan konsentrat besi sebesar Rp 100,1 miliar, perak sebesar Rp 98,6 miliar, konsentrat timbal sebesar Rp 95,9 miliar, serta penjualan bijih besi sebesar Rp 57,5 miliar.
Dengan demikian, hingga akhir kuartal-III 2021, total penjualan perseroan mencapai Rp 612,6 miliar atau meningkat 61,0% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.
Untuk menjaga pertumbuhan kinerja ini, kata Evelyne, perseroan akan terus meningkatkan cadangan dan sumber daya untuk diproduksi. Upaya ini, akan direalisasikan dengan melakukan perluasan area eksplorasi hingga 25% dari total luas area pertambangan perseroan sebesar 5.569 Ha yang terbagi atas dua Izin Usaha Pertambangan (IUP).
“Selama ini, ZINC baru melakukan eksplorasi di area seluas 390 hektar atau kurang lebih 8% dari total area konsesi. Kemudian, pada tahun 2020 kami memperoleh izin tambahan sekitar 1.169 hektar, sehingga saat ini total area eksplorasi ZINC mencapai hampir sekitar 1.600 hektar atau kurang lebih 25%,” ujarnya.
Evelyne melanjutkan, proses eksplorasi ditujukan untuk menentukan titik-titik cadangan mineral berada. Apabila dalam proses eksplorasi tersebut masih ditemukan mineral timbal dan seng, maka perseroan akan terus meningkatkan kapasitas produksi yang juga didukung oleh peningkatan kapasitas smelter yang tengah dibangun.
“Sesuai, dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyebutkan, bahwa setiap penambahan produksi konsentrat harus dijual kepada smelter yang berada di dalam negeri,” tutup Evelyne.
Kedepan, ZINC akan terus berfokus untuk memaksimalkan penjualan hingga Desember 2021, sejalan dengan harga komoditas Zinc (Zn) saat ini di kisaran US$3.200/ton, Timbal (Pb) di kisaran US$2.300/ton dan harga Perak (Ag) di kisaran US$23/ozt yang diharapkan melanjutkan kinerja positif perseroan.
Sebagai informasi, dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan di tahun depan, Kapuas Prima Coal juga telah merampungkan pembangunan smelter timbal dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton per tahun yang direncanakan dapat beroperasi pada akhir tahun ini.
“Kami optimis dapat menutup tahun ini dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini karena kami melihat permintaan untuk konsentrat masih stabil, dan fenomena commodity supercycle juga masih berada di fase awal, sehingga masih ada peluang yang besar untuk kami terus menggenjot kinerja hingga tahun depan,” pungkasnya.