a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Inalum anggarkan capex US$ 318 juta di tahun ini

Inalum anggarkan capex US$ 318 juta di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 318 juta untuk tahun ini. Dana itu akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek hilirisasi dan peningkatan kapasitas produksi aluminium.

Direktur Pelaksana PT Inalum (Persero) Oggy Achmad Kosasih menegaskan, capex US$ 318 juta itu digunakan untuk Inalum sebagai operating company, bukan secara konsolidasi holding (MIND ID). Capex Inalum tahun ini juga merupakan lanjutan dari belanja modal yang tak terserap pada tahun lalu.

"Tahun 2020 beberapa kontrak pekerjaan yang sudah disepakati belum dapat dijalankan karena adanya keterbatasan keluar masuk antara daerah maupun antara negara akibat pandemi covid-19. Sehingga realisasi capex tidak terlalu besar, dan di carry forward ke 2021," kata Oggy saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/2).

Adapun, dana tersebut akan dipakai untuk berbagai proyek seperti Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah Kalimantan Barat, ekspansi smelter serta modernisasi tungku (upgrading pot) pada fasilitas peleburan aluminium di Sumatera Utara.

"Sesuai dengan mandat pemegang saham untuk melakukan hilirisasi, Inalum memiliki beberapa proyek besar untuk integrasi mulai dari hulu hingga ke hilir," ungkap Oggy.

Baca Juga: 80% Penjualan aluminium Inalum tahun ini diarahkan ke pasar domestik

Selain proyek SGAR dan upgrading pot & revamping, pada tahun ini Inalum juga mengerjakan proyek Calcined Petroleum Coke (CPC), penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), integrasi tambang bauksit, hingga aluminium recycle.

Untuk proyek SGAR yang dikerjakan bersama PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), saat ini sudah memasuki tahap pekerjaan konstruksi. Hingga Januari 2021, capaian progresnya tercatat sebesar 14,26%. Proyek smelter alumina ini ditargetkan dapat mencapai progres proyek 70,52% pada tahun ini.

"Namun hal itu juga tergantung pada situasi dan kondisi saat ini, khususnya terkait pandemi. Mudah-mudahan tidak ada kendala berarti, saya optimis proyek dapat berjalan sesuai target," ungkap Oggy.

Progres yang ditargetkan 70,52% itu mencakup seluruh pekerjaan utama refinery maupun pembangkit listrik. Adapun, proyek smelter yang memiliki nilai investasi sebesar US$ 841 juta ini ditargetkan bisa rampung pada Kuartal III-2023.

Selain itu, Inalum juga menggarap proyek Kalimantan Utara (Kaltara) untuk membangun smelter dengan kapasitas mencapai 1.000 Ktpa atau 1 juta ton aluminium. Proyek tersebut sedang dalam tahap kajian dan verifikasi untuk menentukan kesinambungan dan konsistensi tenaga listrik, termasuk biaya pembangkitannya.

"Sedangkan untuk pembangunan smelter kita pastikan pembangunan PLTA-nya dulu dan akan diselaraskan dengan penyelesaian pembangunan smelter," pungkas Oggy.