Kasus Covid di Tambang Freeport Melonjak, Produksi Aman?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 di tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua naik 2-3x lipat dibandingkan beberapa pekan lalu.
Meski demikian, Freeport menyebut kondisi ini tidak berdampak pada produksi bijih tembaga.
Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, sejauh ini produksi atau operasional tambang Freeport masih sesuai target.
"Gak sih (tidak berdampak ke produksi), sejauh ini masih sesuai target," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (12/07/2021), saat ditanya apakah lonjakan kasus Covid-19 berdampak pada produksi atau operasional tambang.
Banyaknya pekerja yang terkonfirmasi positif Covid-19, artinya pekerja di lapangan semakin berkurang. Untuk mengantisipasi penurunan produksi, maka menurut Riza pihaknya memaksimalkan shift kerja yang ada.
"Shift yang teman terdampak isolasi, jadi teman gantikan atau kerja lebih panjang, sehingga load bisa dibagi," tuturnya.
Dia menegaskan, secara umum sampai saat ini belum ada dampak pada produksi bijih tembaga perusahaan. Tapi dia mengungkapkan kemungkinan ini berdampak pada finansial perusahaan. Namun dia tidak menyebutkan secara rinci karena menurutnya perusahaan masih melakukan penghitungan.
"Mungkin ada dampak finansial, dampak produksi belum kelihatan, kita belum hitung secara keseluruhan bagaimana dampaknya. Produksi dan pengiriman konsentrat masih dalam target," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat penerapaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini, ada aturan mobilitas yang sedikit berubah, yakni dari mulanya dalam sebulan boleh keluar area tambang 2x, namun saat ini pihaknya menganjurkan hanya 1x saja dalam sebulan.
Sebagai bentuk stimulus kepada pekerja, perusahaan memberikan insentif bagi karyawan yang bersedia keluar area tambang 1x dalam sebulan. Sebelum dan selepas keluar dari area tambang, pekerja juga wajib menjalani tes Antigen.
"Yang waktu kemarin mereka boleh 2x keluar, kita anjurkan mereka hanya sekali dalam sebulan untuk hanya sekali," jelasnya. Baca: Duh, Kasus Covid di Tambang Freeport Papua Melonjak 3x Lipat
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia menargetkan produksi konsentrat tembaga dan emas pada 2021 ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan capaian produksi pada 2020 lalu.
Berdasarkan siaran pers Freeport McMoran (FCX), pemegang 48,76% saham di PTFI, mengungkapkan bahwa PTFI menargetkan produksi konsentrat tembaga sekitar 1,4 miliar pon pada 2021 ini, naik 73% dibandingkan capaian produksi pada 2020 yang tercatat sebesar 809 juta pon.
Sementara produksi emas pada 2021 ini ditargetkan naik 65% menjadi 1,4 juta ons dari 848 ribu ons pada 2020.
"PTFI memperkirakan produksi selama 2021 menjadi sekitar 1,4 miliar pon tembaga dan 1,4 juta ons, hampir dua kali lipat dibandingkan produksi di 2020," tulis FCX dalam keterangan resminya tersebut.
Peningkatan produksi ini dikarenakan mulai meningkatnya kapasitas tambang bawah tanah (underground mining) Grasberg Block Cave dan blok Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang kini sedang dikembangkan.
Bila proyek pertambangan bawah tanah ini tuntas, maka perusahaan memperkirakan produksi tembaga akan naik menjadi 1,55 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas per tahun pada beberapa tahun mendatang.
"Bila proyek tambang bawah tanah tuntas, akan menghasilkan biaya per unit yang lebih menarik, dan menghasilkan margin dan arus kas yang signifikan," tulis laporan FCX tersebut.
Berdasarkan data kasus Covid-19 Provinsi Papua, lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika, yang menjadi wilayah administrasi tambang tembaga PT Freeport Indonesia berada, terjadi pada 6 Juli 2021.
Pada 6 Juli 2021 tercatat ada tambahan kasus baru mencapai 513 kasus baru dibandingkan pada 28 Juni 2021 di mana kasus tambahan Covid-19 di Kabupaten Mimika sebesar 66 kasus.
Pada 28 Juni tercatat total kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika mencapai 6.489 kasus. Sementara pada 6 Juli total kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika mencapai 7.002 kasus.
Lalu, berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan Pemprov Papua, pada 8 Juli tambahan kasus di Kabupaten Mimika sebesar 40, sehingga total kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika mencapai 7.175 kasus.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), penambahan kasus di Provinsi Papua per 11 Juli 2021 kemarin, Minggu, mencapai sebanyak 89 kasus. Dengan demikian, total kasus secara kumulatif di Provinsi Papua sebesar 21.665 kasus.
Baca: Duh! Sri Mulyani Siapkan Skenario PPKM Darurat Jadi 6 Minggu