Kawal rencana pembangunan smelter di Bahodopi, ini kata Vale Indonesia (INCO)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih mengawal realisasi pengambilan keputusan investasi final alias final investment decision (FID) untuk proyek hilir feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.
Kalau tidak aral melintang, rencananya INCO bakal menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter feronikel berkapasitas 72.000 ton di Bahodopi melalui sebuah perusahaan patungan atawa joint venture setelah FID dan persiapan-persiapan lainnya selesai nanti.
Chief Financial Officer (CFO) INCO, Bernardus Irmanto memperkirakan, FID akan siap pada awal tahun depan. “Kami belum bisa disclose (siapa) partnernya, under NDA (non disclosure agreement), Setelah FID baru bisa disclose,” ujar Bernardus kepada Kontan.co.id, Senin (15/3).
Baca Juga: Penjualan ekspor Timah (TINS) turun, ini penyebabnya
Sejauh ini, belum ketahuan berapa persisnya investasi yang akan dibutuhkan dalam pembangunan smelter feronikel di Bahodopi. Namun, Bernardus memperkirakan angka investasinya akan berkisar US$ 1,5 miliar.
Estimasi ini berdasar pada rata-rata angka investasi smelter nikel dengan teknologi RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) berkapasitas 72.000 ton yang umumnya berkisar US$ 1,5 miliar. Meski begitu, angka investasi pastinya akan difinalisasi nanti setelah studi kelayakan atau feasibility study (FS) rampung dilakukan.
Lantaran dilakukan oleh perusahaan patungan, investasi pembangunan smelter feronikel di Bahodopi akan masuk ke dalam anggaran pembukuan perusahaan patungan yang dibentuk, bukan masuk di pembukuan INCO. “Sumber dana dari equity dan project financing,” imbuh Bernardus.
Untuk memasok kebutuhan energi smelter feronikel di Bahodopi, INCO melalui perusahaan patungan dengan mitra perusahaan China juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 500 MW di lokasi tersebut.
Baca Juga: Media Nusantara Citra (MNCN) targetkan belanja iklan tumbuh lebih dari 7% tahun ini
Saat ini, pihak INCO tengah mengawal proses request for information (RFI) dan request for quotation untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam rencana pembangunan PLTG. Meski begitu, Bernardus menegaskan bahwa keputusan pembangunan PLTG baru akan ditetapkan nanti setelah FID pembangunan smelter feronikel siap.
Nantinya, pengerjaan pembangunan PLTG akan dilakukan oleh perusahaan pelaksana pembangunan. Penunjukannya bisa melalui proses tender ataupun penunjukan langsung, bergantung kepada keputusan INCO dan mitra nantinya. “Ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan pabrik (smelter) feronikel. Jadi keputusan tentang pembangunan PLTG hanya bisa diambil setelah FID terkait pembangunan pabrik Feronikel diambil,” terang Bernardus.