a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Kawasan Industri Morowali Ternyata Bangun Klaster Baterai EV!

Kawasan Industri Morowali Ternyata Bangun Klaster Baterai EV!
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, saat ini memiliki tiga klaster industri, salah satunya yang kini tengah dibangun yaitu klaster yang memproduksi komponen baterai kendaraan listrik (EV).

Hal tersebut disampaikan oleh CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus.

Dia memaparkan, klaster pertama adalah klaster stainless steel, yakni mengolah bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) hingga stainless steel. Di klaster ini, terdapat 44 lines tungku smelter NPI, sementara kapasitas produksi stainless steel sebesar 3 juta metrik ton (MT) per tahun, lalu kapasitas produksi hot rolled coil 3 juta ton per tahun, dan cold rolled coil 0,5 juta ton per tahun.

"Klaster stainless steel, base-nya adalah nikel. Ini merupakan paling besar di dunia untuk satu tempat," ungkapnya dalam webinar 'Mineral for Energy', Selasa malam (14/09/2021).
Pilihan Redaksi

Percaya Gak Percaya, RI Bisa Tajir Melintir Gegara Baterai EV
MIND ID Usulkan Sederet Insentif agar Industri Baterai Jalan
Rebound! Nikel Pertahankan Trend Bullish

Klaster kedua adalah carbon steel. Dia mengatakan, klaster ini dibangun berdasarkan permintaan dari dua menteri, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, saat berkunjung ke kawasan industri ini.

Klaster ini memproduksi carbon steel dengan kapasitas produksi 3,5 juta ton per tahun dan memakan investasi sebesar US$ 1,1 miliar. Klaster ini menyerap sebanyak 5.000 orang tenaga kerja.

"Karena Indonesia menggunakan baja untuk saving devisa, kita bangun dan untungnya investor mau bangun di Morowali, ini untuk kebutuhan baja dalam negeri," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk klaster ketiga ini adalah klaster komponen baterai, tepatnya memproduksi katoda baterai untuk kendaraan listrik. Klaster yang masih dalam tahap pembangunan ini menurutnya ditujukan untuk mendukung energi bersih dan terbarukan.

Klaster katoda baterai EV ini terdiri dari sejumlah perusahaan, antara lain:
1. PT Huayue Nickel Cobalt yang memiliki kapasitas produksi 70.000 ton per tahun (Ni-Co).
2. PT QMB New Energy Material dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton per tahun (Ni Sulfide & Ni-Co).
3. PT Fajar Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni Sulfide).
4. PT Teluk Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni-Sulfide).

Adapun total investasi untuk pembangunan klaster ketiga ini sebesar US$ 3 miliar dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 5.000 orang.

"Klaster ketiga inilah yang terbentuk kita sebut klaster komponen baterai. Dalam mendukung energi bersih dan terbarukan," ungkapnya.