Krisis Energi Global Mulai Mengancam
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Krisis energi global mulai terlihat. Dua negara besar sekaligus China dan Inggris mengalami krisis batubara yang mengakibatkan pasokan listrik menjadi berkurang. Hal ini berujung terganggunya operasional pabrik, bahkan ada yang berhenti operasi.
Kampanye pengurangan energi fosil terutama batubara, untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong transisisi ke energi terbarukan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya krisis energi di beberapa negara di dunia saat ini.
Inggris dan negara-negara di Eropa selama ini condong ke gas sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik.
Pelonggaran pembatasan aktivitas sosial dan datangnya musim dingin mendorong permintaan energi. Sementara pasokan komoditas energi terbatas karena produksi belum normal akibat pandemi dan karena juga faktor cuaca.
Sementara China juga sudah mulai menghentikan operasional pembangkit listrik berbasis batubara dan menggantinya dengan energi terbarukan. Namun, permintaan energi dan supplai yang tak seimbang menyebabkan krisis di berbagai wilayahnya.
Badan Perencanaan Ekonomi China tengah berupaya menenangkan warga dan para pelaku usaha di wilayah-wilayah yang paling terpukul bahwa penggunaan batubara dan pasokan energi tengah diawasi dengan ketat.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/9), The state planner, The National Development and Reform Commission (NDRC) meminta pemerintah daerah memantau penggunaan dan stok batubara pembangkit listrik. Pemda juga diminta meningkatkan pemenuhan kontrak jangka menengah dan jangka panjang untuk memasok batubara termal.
China juyga telah menyerukan peningkatan impor dan meningkatkan produksi batubara dalam negeri.
China Timur Laut adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampak krisis energi. Berbagai laporan media dan dan postingan media sosial yang menandai berbagai masalah kekurangan energi di kota-kota seperti lampu lalu lintas dan jaringan komunikasi 3G yang mati.
Para pejabat telah berusaha untuk meyakinkan warga bahwa pasokan batu bara akan mencukupi menjelang musim dingin mendatang dan meningkatnya permintaan bahan bakar untuk pemanas. Operator jaringan utama negara bagian juga telah berusaha menenangkan pelanggan dua kali pekan ini.