Jakarta: PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatat total penjualan bersih pada kuartal I-2021 sebesar Rp9,21 triliun. Besaran tersebut meningkat 77 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,20 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,45 triliun atau 81 persen dari total penjualan Antam pada periode tersebut.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp6,59 triliun (72 persen), disusul feronikel sebesar Rp1,23 triliun (13 persen), bijih nikel Rp950,01 miliar (10 persen).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Serta bauksit dan alumina sebesar Rp365,81 miliar (empat persen)," kata Kunto dalam keterangan resmi, Selasa, 4 Mei 2021.
Kunto mengatakan pada 2021, Antam fokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan emas di pasar domestik.
Kinerja penjualan emas Antam pada kuartal I mencapai 7.411 kg (238.269 troy oz), meningkat 45 persen dari capaian kuartal I tahun lalu. Sementara volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 289 kg (9.292 troy oz).
Perseroan terus melakukan inovasi penjualan produk emas logam mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas secara online.
"Melalui Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi, Antam menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," ujar Kunto.
Sementara untuk segmen nikel mencatatkan kinerja positif pada kuartal I. Volume produksi feronikel pada kuartal I mencapai 6.300 ton nikel dan feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.624 TNi. Penjualan feronikel pada kuartal I sebesar 1,23 triliun, naik 27 persen dibandingkan kuartal I 2020 sebesar Rp965,95 miliar.
Sedangkan untuk bijih nikel produksinya sebesar 2,64 juta wet metric ton (wmt), meningkat 319 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar 629 ribu wmt. Serta penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 1,60 juta wmt.
Kemudian untuk bauksit volume produksinya mencapai 557.354 wmt dengan volume penjualan sebesar 384.785 wmt. Adapun untuk volume produksi CGA Antam mencapai 15.315 ton alumina dengan tingkat penjualan mencapai 36.098 ton alumina atau tumbuh 50 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Terkait proyek pengembangan usaha, saat ini Antam tengah menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas 13.500 TNi per tahun.
Dalam hal pengembangan hilirisasi bauksit, perseroan berfokus pada pembangunan pabrik smelter grade alumina refinary (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGAR per tahun.