Membedah Kongsi Freeport dan Tshingshan Bangun Smelter
Bisnis.com, JAKARTA – PT Freeport Indonesia dan Tshingshan Steel disebut akan membangun smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku.
Adapun, smelter tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 2,4 juta ton. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan bahwa biaya investasi pembangunan smelter itu akan membutuhkan anggaran senilai US$2,5 miliar.
Septian menjelaskan, selama masa penjajakan dengan Tshinshan, pembangunan smelter di kawasan industri JIIPE, Gresik masih akan terus berjalan. Baca Juga : Bangun Smelter, Freeport Hanya Kucurkan 7,5 Persen dari Investasi
“Nanti akan masih negosiasi sementara akan tetap jalan Freeport akan tentukan. Di Weda Bay 2,4 juta ton besar sih. 2,4 juta ton input konsentrat,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Septian mengungkapkan, pemerintah tetap mematok target penyelesaian pembangunan smelter yang sama pada kerja sama antara Freeport dan Tshingshan yakni Desember 2023.
Pihak Tshingshan harus memberikan kepastian kepada pemerintah terkait linimasa proyek itu nantinya. Namun, pemerintah optismistis perusahaan asal China itu bisa menyelesaikan proyek smelter itu tepat waktu mengacu pada pengalamannya di Morowali. Baca Juga : DPR & Kementerian ESDM Evaluasi Smelter Freeport, Ini Hasilnya!
“Desember 2023, sama target tidak berubah,” jelasnya.
Septian melanjutkan, diskusi terkait dengan bentuk kerja sama proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia dengan Tsingshan Steel akan diputuskan pada Maret 2021.
Menurutnya, rencana pembangunan smelter tembaga hingga saat ini prosesnya sedang berjalan. Kedua belah pihak disebutkan masih dalam tahap negosiasi.
Dalam proyek ini Freeport Indonesia hanya akan mengeluarkan investasi sebesar 7,5 persen dari total biaya dalam pembangunan proyek smelter tembaga dengan Tsingshan Steel.
Septian membeberkan, kerja sama tersebut akan menjadi menarik untuk Freeport Indonesia. Pasalnya, pembangunan smelter itu sebagian besar investasinya akan ditanggung oleh Tsingshan.
“Ini menarik karena freeport menyatakan tidak profitable capex-nya mahal, nah ini Tshinshan berani memberikan pendanaan capex yang maksimal,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengaku bahwa pihaknya tengah didekati oleh Tshinshan untuk membangun smelter tembaga di Weda Bay.
Dia mengatakan rencana kerja tersebut masih dalam tahap pembiaraan dan belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
“Kami mau tahu metodenya seperti apa, kapasitasnya berapa, jadwal pembangunan kapan selesainya. Masih pembicaraan, belum ada kesepakatan apapun,” jelasnya.