Jakarta (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menegaskan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tetap akan berjalan. Optimisme ini juga diperkuat dengan penegasan Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi yang meyakini proyek ini akan terus berlanjut.
“Menteri perdagangan sudah meyakinkan kita bahwa smelter ini akan dibangun di NTB,” ujar Gubernur kepada Suara NTB, usai bertemu Lutfi, pekan kemarin. Iklan
Gubernur menemui Lutfi untuk membicarakan kelanjutan proyek investasi yang ditaksir bernilai 20 triliun tersebut. Selain menjabat Menteri Perdagangan, Lutfi juga merupakan komisaris utama PT Medco Energi Internasional Tbk, yang merupakan perusahaan pemilik saham mayoritas PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Dengan posisinya tersebut, dukungan Lutfi diyakini akan memberikan dorongan yang cukup kuat bagi keberlanjutan pembangunan smelter. “Ya, kan dia (PT AMNT) tidak akan diizinkan ekspor kalau tidak ada smelter,” ujar Gubernur.
Untuk mendapatkan laporan terkini terkait kendala pembangunan smelter, dalam waktu dekat, Pemprov NTB berencana memanggil PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan stakeholders terkait untuk percepatan realisasi pembangunan smelter tersebut.
Saat ini, pembangunan smelter baru mencapai tahap perencanaan dan penyiapan lokasi. Begitu persoalan lahan dan perizinan dituntaskan, proyek ini akan melangkah ke fase konstruksi.
Sebelum pandemi Covid-19, konstruksi pembangunan smelter sebenarnya telah mulai masuk tahap pelelangan. Namun, begitu pandemi Covid-19, PT. AMNT meminta perpanjangan waktu untuk konstruksi.
Pada akhir 2020 lalu, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, telah memanggil manajemen PT. AMNT terkait realisasi investasi pembangunan smelter. DPMPTSP mendapatkan informasi bahwa progres pembangunan smelter baru mencapai 24 persen.
Sebelumnya, Kepala DPMPTSP NTB, Ir. Mohammad Rum, M.T., mengatakan berdasarkan penjelasan dari Perwakilan PT. Amman Mineral Industri (AMIN), Zulkipli Fajariadi bahwa PT. AMNT atau PT. AMIN melaporkan progres Smelter PT. Aman Mineral Industri setiap bulan ke Kementerian ESDM dan Pemerintah Provinsi melalui Dinas ESDM NTB.
Hasil verifikasi PT. Sucofindo pembangunan smelter sudah mencapai 24 persen. PT. AMNT sudah mendapatkan perizinan penataan ruang lahan seluas 850 hektare. Di mana, 154 hektare proses pembebasan lahan sudah selesai, 50 hektare land cleaning, sudah siap untuk lokasi pelaksanaan pembangunan smelter.
Sejak Maret 2020, karena Covid-19, pihak AMNT, kata Rum, telah mengubah seluruh rencana awal. Akibat pandemi Covid-19, beberapa rencana menjadi tertunda.
Misalnya, pekerjaan teknik desain tertunda yang seharusnya final tahun 2020. Akibat pandemi, pekerjaan teknik desain menjadi mundur karena kontraktor rekrutmen penawaran masih lockdown di Amerika dan Eropa.
Persiapan lahan juga mundur karena menghindari kontak langsung. Sehingga ke depannya perusahaan akan kembali mengajukan penawaran kepada kontraktor di bulan Februari 2021 dan akan difinalisasi penawaran serta siapa yang bisa ikut tender.
Dokumen tender oleh beberapa kontraktor akan ditinjau pada awal 2021. Kuartal 1 Tahun 2021, PT. AMNT dan PT. AMIN akan mengadakan evaluasi penawaran yang diajukan agar bisa segera dilakukan. Saat Izin IMB 154 hektare di lokasi pembangunan smelter, Izin Pemanfaatan Ruang Pipa Bawah Laut saat ini dalam proses.
Izin ekspor dan denda ekspor akan lebih tinggi jika smelter tidak dibangun. Karena pembangunan smelter sudah merupakan amanat UU. Sehingga progres pembangunan smelter menentukan jumlah ekspor konsentrat.
Dalam pertemuan sebelumnya, Presiden Direktur PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Rachmat Makassau menambahkan bahwa proyek smelter nantinya akan dibangun dengan memprioritaskan penggunaan produk-produk lokal. Dari luar negeri, pihaknya hanya akan mendatangkan barang-barang yang memang tidak diproduksi di dalam negeri. (aan/*)