a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Menperin Klaim Tahun Lalu Berhasil Turunkan Impor Baja 35 Persen

JawaPos.com – Industri baja termasuk sektor penting yang terus dibina dari sisi hulu sampai hilir oleh Kementerian Perindustrian. Hal itu terkait dengan bahan baku sektor infrastruktur serta peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Mereka Tangguh dan Tak Pernah Mengeluh

“Kami di sektor baja berhasil menurunkan impor sebesar 35 persen tahun lalu,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus menambahkan, Kemenperin tak hanya mengatur industri baja di sektor hilir, tapi juga mengharmonisasikannya dari sektor hulu, intermediate, hingga sektor hulu. Langkah itu diperlukan agar bisa saling mendukung, terutama berkaitan dengan bahan baku.

Menperin menyebutkan, industri baja nasional membutuhkan lima smelter baru untuk memenuhi kebutuhan baja nasional. Lima smelter tersebut digunakan untuk mengolah iron ore menjadi slab, bloom, dan billet yang selama ini masih banyak diimpor.

“Smelter baru guna mencapai target substitusi impor baja dan substitusi impor industri secara umum yang secara umum targetnya 35 persen dari baseline 2019,” bebernya.

Sementara itu, Chairman Asosiasi Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim berpendapat bahwa kenaikan volume impor besi dan baja dikhawatirkan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2021. Pemerintah pun diharapkan dapat mengambil langkah yang cepat sebagai upaya antisipasi atas kemungkinan dampak negatif terhadap industri nasional.

JawaPos.com – Industri baja termasuk sektor penting yang terus dibina dari sisi hulu sampai hilir oleh Kementerian Perindustrian. Hal itu terkait dengan bahan baku sektor infrastruktur serta peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Mereka Tangguh dan Tak Pernah Mengeluh

“Kami di sektor baja berhasil menurunkan impor sebesar 35 persen tahun lalu,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus menambahkan, Kemenperin tak hanya mengatur industri baja di sektor hilir, tapi juga mengharmonisasikannya dari sektor hulu, intermediate, hingga sektor hulu. Langkah itu diperlukan agar bisa saling mendukung, terutama berkaitan dengan bahan baku.

Menperin menyebutkan, industri baja nasional membutuhkan lima smelter baru untuk memenuhi kebutuhan baja nasional. Lima smelter tersebut digunakan untuk mengolah iron ore menjadi slab, bloom, dan billet yang selama ini masih banyak diimpor.

“Smelter baru guna mencapai target substitusi impor baja dan substitusi impor industri secara umum yang secara umum targetnya 35 persen dari baseline 2019,” bebernya.

Sementara itu, Chairman Asosiasi Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim berpendapat bahwa kenaikan volume impor besi dan baja dikhawatirkan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2021. Pemerintah pun diharapkan dapat mengambil langkah yang cepat sebagai upaya antisipasi atas kemungkinan dampak negatif terhadap industri nasional.

JawaPos.com – Industri baja termasuk sektor penting yang terus dibina dari sisi hulu sampai hilir oleh Kementerian Perindustrian. Hal itu terkait dengan bahan baku sektor infrastruktur serta peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Mereka Tangguh dan Tak Pernah Mengeluh

“Kami di sektor baja berhasil menurunkan impor sebesar 35 persen tahun lalu,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus menambahkan, Kemenperin tak hanya mengatur industri baja di sektor hilir, tapi juga mengharmonisasikannya dari sektor hulu, intermediate, hingga sektor hulu. Langkah itu diperlukan agar bisa saling mendukung, terutama berkaitan dengan bahan baku.

Menperin menyebutkan, industri baja nasional membutuhkan lima smelter baru untuk memenuhi kebutuhan baja nasional. Lima smelter tersebut digunakan untuk mengolah iron ore menjadi slab, bloom, dan billet yang selama ini masih banyak diimpor.

“Smelter baru guna mencapai target substitusi impor baja dan substitusi impor industri secara umum yang secara umum targetnya 35 persen dari baseline 2019,” bebernya.

Sementara itu, Chairman Asosiasi Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim berpendapat bahwa kenaikan volume impor besi dan baja dikhawatirkan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2021. Pemerintah pun diharapkan dapat mengambil langkah yang cepat sebagai upaya antisipasi atas kemungkinan dampak negatif terhadap industri nasional.