Menteri Bahlil Soal Smelter Freeport Papua: Cita-Cita Saya sejak SMP
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengaku senang dengan rencana PT Freeport Indonesia membangun pabrik pemurnian atau smelter tembaga baru di Papua.
Sebagai orang yang bertumbuh besar di Papua, Bahlil mengatakan, pembangunan smelter tersebut sudah jadi cita-citanya sejak menduduki bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Pertanyaan itu sekaligus menjadi jawaban dari pergumulan panjang orang Papua dalam membangun smelter. Bayangkan, sejak saya masih SMP, orang Papua waktu itu masih Provinsi Irian Jaya sudah memimpikan adanya smelter tembaga Freeport di Papua, Irian Jaya waktu itu," ungkapnya dalam sesi teleconference, Jumat (28/5/2021).
Asa pembangunan smelter Papua tersebut terus ia simpan hingga masuk ke bangku kuliah. Ketika Irian Jaya berganti nama menjadi Papua pada 2001, Bahlil menyebutkan, mimpi itu terus dikumandangkan oleh banyak masyarakat Papua.
"Jadi bayangkan, dari saya SMP sampai jadi Kepala BKPM, mimpi orang Papua masih sama, ada smelter di Papua," ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan, sebagai seorang anak yang banyak berproses di Papua, dirinya punya beban moral agar pemerataan pembangunan bisa terjadi hingga ujung Indonesia.
"Jadi kita pingin industri menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Kita pingin Papua juga menjadi bagian integral daripada negara Indonesia yang bisa menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan progres pembangunan smelter atau pemurnian mineral PT Freeport Indonesia. Secara rinci, progress pembangunan smelter yang digarap Freeport baru mencapai 5,86 persen.
Dengan rencana penyelesaian proyek tahun 2023 mendatang, progres ini masih jauh dari harapan. Oleh karenanya, Arifin mengaku pihaknya telah memberikan surat teguran kepada PT FI untuk mempercepat pembangunan smelternya.
"Evaluasi kami terhadap pembangunan smelter PTFI, telah disampaikan surat teguran atas terlambatnya konstruksi pembangunan fasiltias pemurnian PT FI tersebut," ujar Arifin dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (23/11/2020).
Surat Teguran tersebut diterbitkan Direktur Jenderal Minerba kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tanggal30 September 2020 No. 1197/36/DJB/2020 dengan perihal Surat Teguran Terlambatnya Konstruksi Pembangunan Fasilitas Pemurnian PT Freeport Indonesia.
Adapun isi surat teguran tersebut merujuk agar pelaksanaan pilling test dan pile load test dipercepat dan dapat dilaksanakan paling lambat akhir Oktober 2020. PT FI juga diminta untuk segera menyampaikan time line untuk pelaksanaan kegiatan pilling test dan pile load test.
Atas Surat Teguran tersebut, PT FI memberikan tanggapan melalui surat nomor 508/OPD-PTFI/IX/2020 tanggal 30September 2020 yang menyampaikan bahwa pilling test dan pile load test akan mengalami keterlambatan dari yang semula direncanaan pada akhir bulan September 2020, namun baru dapat dilakukan pada awal November 2020.
Kemudian, PT FI kembali menyampaikan surat nomor 516/OPD-PTFI/XI/2020 tanggal 11 November 2020 perihal jawaban surat teguran terlambatnya kegiatan konstruksi pembangunan fasilitas pemurnian PT FI.
Isinya, PT Freeport Indonesia sudah memberikan Notice to Proceed ke Chiyoda untuk melakukan pekerjaan test pilling. Kemudian, Chiyoda sudah mulai melakukan pengadaan dan mobilisasi peralatan serta pekerja ke Gresik.
"Kegiatan fisik test pile drive di area prioritas pembangunan smelter baru dapat dilakukan pada akhir November 2020," kata Arifin.