a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Pembangunan Smelter TSL PT Timah Capai 44%

Pembangunan Smelter TSL PT Timah Capai 44%
JAKARTA – Proses pembangunan smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Muntok Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai 44%. Realisasi itu melebihi target proses yang direncanakan PT Timah Tbk.

Dilansir dari Antara, Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi optimis pembangunan smelter TSL dapat rampung pada akhir 2021 dan akan dilakukan commisioning di awal 2022.

Adapun proses pengerjaan proyek smelter TSL melibatkan PT Wijaya Karya (Wika) Tbk dan Outotec Pty Ltd ini dibangun di kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

"Sesuai dengan progres pembangunan TSL Ausmelt Furnace ini, kita optimis di Desember 2021 ini bisa selesai,” kata Mochtar Riza Pahlevi, Selasa (10/3).

Menurut dia, sesuai rencana proyek smelter TSL ini ditargetkan selesai pada Januari 2022 mendatang. Kalau berdasarkan kontrak, proyek bersama Wika ini berlangsung selama 24 bulan yang dimulai Januari 2020.

Sembari menyiapkan infrastruktur, PT Timah Tbk juga telah mulai menyiapkan sumber daya manusia andal yang akan dilatih selama satu tahun untuk mengoperasikan smelter TSL.

"Saat infrastruktur dibangun kita juga sekaligus menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan mengoperasikan TSL Ausmlet Furnace, transfer knowledge ini akan dilakukan melalui Ausmelt Development Program," katanya.

Ia menjelaskan teknologi TSL Ausmelt merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah yang dapat menekan biaya produksi, karena memiliki banyak keunggulan di antaranya efisiensi biaya pokok produksi, proses peleburan lebih baik, dan waktu lebih singkat, sehingga kapasitas lebih tinggi, kemudahan dalam pengoperasian karena digunakan secara otomasi dengan sistem kontrol dan teknologi lebih ramah lingkungan.

"TSL Ausmelt Furnace ini mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar (minimum) ≥ 40% Sn, dengan kapasitas 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 ton ingot per tahun," ujarnya. (Nadia Kurnia)